Bab 32

1014 Words

Sirin melangkah memasuki kamarnya dengan sorot mata redup. Segera ia menghempaskan diri ke kasur. Mencoba mencari kenyamanan di sana. Kini pikirannya tengah lelah. Hatinya terluka. Sirin ingin tidur sejenak, melupakan semua masalah yang tengah dihadapinya. Meskipun badannya sedang capek, tapi ternyata matanya enggan tertutup. “Kenapa nggak ada yang percaya sama gue, sih?” gumamnya lemah. Ingin sekali Sirin berteriak kepada teman-temannya untuk mempercayainya. Karena bagaimanapun dirinya tidak berbohong. Sirin memang melihat hantu itu. Kini ia merasa sendirian. Terdengar ketukan dari arah pintu. Sirin sedikit kaget. Kontan ia melirik ke arah pintu. Menunggu. Ia tak merasa ketakutan seperti biasanya. Yang ia rasakan hanya pasrah. Rasa sedih dan kecewanya telah mengambil alih. Tak ada rua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD