Amelia masuk ke dalam ruangan yang sudah di siapkan oleh Lee Sun. Ruangan VIP dengan segala kemewahan yang ada. Bukannya senang gadis itu malah ber-decih karena selalu saja uang dan kekuasaan yang dapat mengendalikan semuanya.
Tidak lama setelah Amelia duduk, Lee Sun tiba. Wajahnya memang tampan, tapi sayang sekali kelakuannya minus. DI lihat dari segi manapun, memang dia tipe perayu wanita. Pria itu terkesima melihat penampilan Amelia yang luar biasa. Hatinya sudah tak sabar untuk dekat dengan gadis itu.
“Apakah Nona menunggu lama?” tanya Lee Sun sambil menggeser kuris. Terus terang, pria itu mengganggumi Amelia, memujanya layak seorang dewi. Kepribadian dan juga ketangkasan dalam bertindak membuatnya terinspirasi untuk tokoh baru.
“Aku senang Nona mau bekerja sama denganku,” cicitnya malu-malu. Dahi Amelia berkerut, menyipitkan kedua matanya. Ada yang salah dengan Lee Sun. Kemarin dia terlihat sangat arogan. Apakah kepribadian yang sesungguhnya adalah malu-malu?
“Dan aku tak menyangka Nona akan berdandan seperti ini.”
Sepertinya Amelia salah melangkah dan terlihat berlebihan. Dia merasa malu dengan kondisinya saat ini. “Aku kira kita akan malam terlebih dulu atau kau sengaja datang mengajakku berpesta.”
“Tidak! Aku murni ingin dekat denganmu, menjadi seorang teman. Untuk masalah pertemuan, Rosa yang mengaturnya.”
Ada yang salah, pemikiran Amelia mengenai Lee Sun berbeda untuk kesan pertama kali. Tidak mungkin? Matanya tak mungkin salah menilai orang. Sepertinya pria itu bersandiwara, pura-pura polos di depannya.
“Abaikan penampilanku. Kita langsung ke intinya.”
Lee Sun menjentikkan jari, datanglah pelayan dengan membawa beberapa makanan dan minuman. Sepertinya pria itu memang sudah tak sabar untuk menjalankan rencananya.
“Ini adalah anggur terbaik hotel. Aku sudah mengujinya.”
Mata Amelia memandang ke arah pelayan yang sedang menundukkan wajahnya itu. Terlihat jelas kalau dia pelaku utama. “Maaf... aku tak minum,” tolaknya halus. Ada wajah kekecewaan tercetak jelas pada Lee Sun. Pria itu tak kehilangan akal untuk membuat gadis tersebut terjerat olehnya.
“Ganti dengan jus arak buah,” titah Lee Sun kepada pelayan itu. Amelia memicingkan mata, melihat interaksi Lee Sun dengan pelayan suruhan Tessa yang terlihat canggung.
Aku salah... dia tak tahu masalah obat perangsang itu. Jelas ini jebakan untuk kita berdua. Rosa benar-benar gila.
Amelia tersenyum canggung, “Aku akan ke toilet sebentar.” Gadis itu harus menetralkan pikiran untuk menyusun langkah selanjutnya. Karena Lee Sun tak terlibat, dia harus bermain lebih epik lagi.
Karena buru-buru, Amelia tak sengaja menyenggol bahu seseorang. “Kalau jalan pakai mata! Bukan pakai dengkul!”
Tunggu suara ini! Jangan-jangan...
Gadis itu menoleh dan tersentak melihat pria yang di kenalnya. “Delon...” panggil Amelia tak percaya. Situasi yang di miliki sekarang benar-benar di luar dugaan.
Delon kicep, diam bak patung hidup tanpa berkedip sampai-sampai lupa bernafas. “Amelia!” pekiknya tertahan. Gadis itu langsung menyeretnya menjauh ke tempat yang sepi.
“Aku akan melepaskan bekapan ini jika kau diam.”
Delon mengangguk patuh, setuju dengan perkataan gadis itu.setelah tangan Amelia terlepas, dia langsung bersuara. “Kenapa kau bisa ada di hotel?” tanyanya pura-pura terkejut.
“Kau kira aku bodoh...” jawab Amelia sambil berkacak pinggang. “... kau kan yang memberitahu Dave kalau aku bertemu dengan Lee Sun di sini?”
Delon tersenyum bodoh, “Maafkan aku... bukannya aku mengadu, tapi permintaan Lee Sun sangat tak wajar. Bos harus antisipasi.”
“Aku tak peduli. Karena kau ada di sini, lebih baik bantu aku.” Amelia memandang Delon sambil tersenyum licik.
Aku memang di sini untuk mengawasimu secara langsung. Jika bukan perintah bos, aku tak peduli sama sekali. Mana ponselku bergetar terus? Pasti bos yang sedang menghubungiku.
“Apa yang kau lihat? Jangan merencanakan sesuatu yang tak masuk akal.” Delon yakin Amelia punya maksud tersembunyi. Lihatlah senyum licik itu, mampu membuat seluruh tubuhnya meremang.
“Benar... karena kau adalah juru penyelamatku.” Amelia manarik kerah Delon dengan cepat.
“Apa yang kau lakukan?” pekik Delon tertahan, berusaha melepaskan diri. Baju pria itu terlepas satu persatu dan sekarang hanya memakai boxer saja. “Jangan menatapku!” sentak nya cukup keras. Amelia tak peduli, dia menyeret Delon masuk ke dalam ruangan dan membuka gaunnya sendiri.
“Jangan gila! Kau mau apa?” Wajah Delon terlihat memerah, kikuk berada satu ruangan dengan Amelia yang sedang melepas bajunya.
“Diam!” Gadis itu tak bodoh, melepas baju di depan pria yang jelas-jelas punya anaconda. Meskipun dia bergaya layaknya perempuan, tapi jiwanya tetap laki. Untung saja, Amelia memakai tangtop dan celana pendek.
Delon sangat lega, saat melihat Amelia tak telanjang beneran. Jika ia melihat tubuh gadis itu, pasti matanya ternoda. Ah sial! Jiwa lelakinya meronta-ronta.
Aku tak menyangka bahwa Amelia memiliki tubuh indah yang membuat semua gadis merasa iri. Batinnya sambil menelan ludah kepayahan.
“Pakai itu dan buat Lee Sun mabuk. Kau hanya perlu diam, menuangkan minuman. Jangan lupa memakai ini.” Amelia memberikan masker kepada Delon.
“Aku tak mau memakai pakaian wanita!” tolak Delon dengan cepat.
Amelia memakai stelan jas milik Delon dengan cepat. “Ini perintah. Salha sendiri kau datang di saat kurang tepat.”
Gadis itu memaksa Delon untuk memakai gaunnya. Dia tak peduli dengan teriakan pria itu yang terus menolak. Sampai akhirnya, pria itu benar-benar pasrah di dandani dan di pakaikan wig oleh Amelia.
“Cukup cantik,” kata gadis itu sambil mengabadikan momen Delon memakai gaun wanita. “Jika kau tak ingin foto ini menyebar, ikuti permintaanku.” Amelia terlihat seperti iblis penindas di depan Delon. Pria itu hanya menunduk lesu, tak bertenaga sama sekali.
Sialan! Aku tak punya pilihan lain.
Sebenarnya, Amelia ke toilet hendak mencari seseorang yang membantunya. Tentu dengan bayaran yang tinggi. Karena melihat Delon, pikirannya berubah. Untuk apa membayar orang, jika ada yang gratis dan dapat di percaya.
Hehehehe... aku benar-benar brilian, puji Amelia di dalam hati.
Gadis itu menepuk pundak Delon, “Datang ke ruangan VIP nomor 5. Aku akan mencari seseorang yang sengaja mencelakai ku.”
“Kau tak akan bertindak bodoh bukan? Seperti memukul atau membunuhnya?”
“Pikiranmu terlalu berlebihan... selamat bekerja! Setelah ini aku akan mentraktirmu.” Amelia bersiul senang, pergi meninggalkan Delon yang sedang kesal setengah mati. Dia langsung mengangkat ponselnya karena bergetar tak terhitung jumlahnya.
“Bos....” Delon memanggil Dave dengan nada memelas.
“Bagaimana kondisi di sana?”
“Sangat buruk. Amelia sangat gila.”
Dave yang ada di samping ruangan Lee Sun langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi dingin. “Kau mengolok Amelia.”
“Bukan begitu... jika kau tahu apa yang terjadi, kau pasti setuju kalau aku mengoloknya. Aku tersiksa, Bos.”
Dave semakin penasaran di buatnya. Pria itu pun merubah mode panggilan menjadi video call. Ketika melihat Delon yang memakai pakaian wanita, dia tersenyum tipis.
“Jangan mengejekku! Aku benar-benar terhina!” Delon seperti ingin menangis di mata Dave.
“Lakukan sesuai perintah Amelia, gaji mu akan aku gandakan bulan ini.”
Wajah Delon langsung berseri, “Siap!” Dia memutuskan panggilan itu begitu saja. Dave terlihat lega saat mengetahui bahwa Amelia memiliki cara untuk mengatasi Lee Sun. Sepertinya, ia akan melihat pertunjukan menakjubkan yang akan di sutradarai oleh gadis itu.
“Untung saja dia cerdik. Kalau terjadi sesuatu padanya, aku akan memberi pelajaran pada Rosa,” geram Delon tertahan.
Bersambung