bc

Mr. Kindy for Miss Berry

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
brave
dare to love and hate
student
comedy
sweet
bxg
others
childhood crush
friendship
colleagues to lovers
like
intro-logo
Blurb

Ketika perjodohan jadi alasan bagi orangtuanya untuk 'mengobati' ketomboyan seorang Kimberly Arden, Kim berusaha untuk mencegah perjodohan itu terlaksana. Dia bahkan berpura-pura berpacaran dengan Mister Cha alias Daniel agar orangtuanya menyerah menjodohkannya.

Namun, sayang sekali, orangtuanya tidak sedangkal itu menerima fakta Kim udah punya pacar.

Dan dengan bantuan dari koneksi sang ibu di dunia entertainment, sebuah program dibuat untuk menunjukkan siapa yang lebih pantas menjadi pendamping Kim.

"Judul programnya Mr. Kindy for Miss Berry. Kok gue jijik sendiri bacanya?"

"Hmm ..., Miss Berry, ya? Cocok aja sih."

"Cocok dari mana?"

"Lo 'kan seneng makan buah beri. Segala jenis beri lo lahap ampe tandas."

"Bukan masalah itu, dodol!"

"Tapi emang beneran cocok. Soalnya gue juga manggil lo dengan nama Berry. Tinggal nentuin siapa yang jadi Mr. Kindy buat lo."

chap-preview
Free preview
Chapter 01
Kim menguap panjang saat mendengarkan ceramah ibunya yang kali ini berkunjung ke apartemennya. Wanita cantik dengan rambut hitam yang disanggul di belakang kepalanya itu mendelik melihat Kim menguap saat dia sedang mengatakan petuah untuknya. "Kimberly Arden, are you yawned just now?" Tanya sang ibu, Adriana Wijaya. "Kim masih ngantuk habis bikin gambar desain buat tugas akhir," Kim berusaha membela diri, "Lagian Mama datang ke sini pagi-pagi banget, mana sempat Kim cuci muka ato sekedar gosok gigi?" Emang benar, mamanya itu datang pagi-pagi buta setelah menghadiri pesta perayaan berhasilnya sebuah pagelaran busana dari salah seorang perancang terkenal Indonesia. Karena nggak mungkin dia pulang ke mansionnya sendiri di daerah mewah di Jakarta Pusat, Adriana memilih untuk menginap sehari di apartemen putri semata wayangnya, Kimberly Wijaya Arden. Tetapi Adriana nggak pernah mengira kalo putrinya itu baru bangun di jam enam pagi dan melewatkan udara pagi Jakarta yang masih belum disentuh oleh polusi udara hari ini! Adriana melotot menatap putri semata wayangnya itu tapi kemudian menghembuskan napas. Dibandingkan dirinya yang anggun dan dielukan sebagai "Ibu" dalam dunia permodelan, putrinya ini lebih terlihat seperti laki-laki ketimbang perempuan tulen. Dengan tinggi yang mencapai seratus tujuh puluh senti, kulit putih bersih serta garis wajah tegas membuat Kim lebih sering dipanggil "cewek ganteng" ketimbang cewek normal. Apalagi didukung dengan rambutnya yang dipotong pendek dan style pakaiannya yang memang lebih ke arah tomboyish. Kim lebih pantas disebut sebagai androgini--atau model yang bisa menjadi cantik ataupun tampan dalam waktu bersamaan. Adriana nggak tau apa dia harus bersyukur memiliki putri yang mungkin bila terjun ke dunia modelling akan sukses sebagai model yang diminati banyak perancang atau harus menangis karena putrinya itu tidak pernah tertarik untuk mengubah penampilannya menjadi sedikit lebih feminin. Sekali lagi Kim menguap membuat Adriana keluar dari lamunannya. "Kamu hari ini ada kegiatan apa?" Tanya Adriana, "Mau nemenin Mama shopping, nggak? Pakaianmu dari kapan hari itu-itu aja yang dipake. Sesekali pake gaun ato baju yang modis." "Aku mau ke kampus dulu, konsultasi, terus jalan-jalan sama Rara," Jawab Kim, "Dan juga, baju-bajuku nggak semuanya ketinggalan zaman, Ma. Baju-bajuku semuanya masih termasuk basic outfit yang bisa dipadu-padankan dengan style apa aja." "Tapi tetep aja, kamu nggak mau nemenin Mama shopping? Kita cuma ketemu dua kali dalam sebulan, masa kamu nggak mau nemenin Mama sebentar aja?" Adriana mengerutkan kening sambil protes. "Kim lebih suka nggak ikut shopping. Mama tau sendiri Kim nggak suka dikintilin sama wartawan. Tiap kita keluar pasti ada aja wartawan yang ngikutin." "Ya mau gimana, 'kan Mama terkenal. Wajar dong kalo wartawan ngikutin kita?" Kim mengeluh dalam hati. Karena itulah dia jarang mau ikut ato nemenin mamanya shopping dan ke mana-mana. Entah ibunya ini polos ato emang sengaja bermain polos, tapi ibunya itu adalah magnet wartawan. Sebagai model terkenal dan berkecimpung di dunia model, merambah ke dunia akting, selama lebih dari dua puluh tahun udah cukup membuat Adriana terbiasa dengan wartawan yang mengikuti. Bahkan fans militan pun sudah dianggap biasa oleh wanita cantik berusia nyari setengah abad itu. "Kim tetap nggak mau. Mendingan Kim ke kampus dan jalan bareng Rara daripada diikutin wartawan." Tegas Kim. Adriana hendak mengeluh lagi, tapi Kim mengangkat tangannya, buru-buru memotong ucapan sang ibu, "Aku nggak bakal nikah, bahkan kalopun Mama maksa, aku bakal benci Mama seumur hidup!" Ultimatum itu membuat Adriana terdiam. Dia menatap Kim yang berdiri dari duduknya dan menuju kamar mandi, bersiap-siap ke kampus. "Anak itu..., sampe kapan dia bakal melajang tanpa kenal lawan jenis? Bisa-bisa orang lain nganggap dia belok karena tampilannya yang cenderung kayak laki-laki." Keluh Adriana. 'Andai aja ada sesuatu yang bisa membuat putriku itu mau serius dalam perjodohannya... ' Adriana mengerjap, bagai ada bola lampu yang menyala di atas kepalanya, mendadak dia mendapat sebuah ide. Dengan terburu-buru, dia mengeluarkan hapenya dan menelepon seseorang. Kim yang udah siap berangkat dengan jins ketat dan bolong di kedua lutut, kaos putih dan juga jaket jins berwarna hitam keluar dari kamar mandi dan melihat mamanya sedang menelepon. Dia hanya geleng-geleng kepala, yakin bahwa yang ditelpon oleh mamanya itu adalah Shinji. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Adriana, Kim mengambil tas ransel dan juga kunci mobil kesayangannya lalu keluar dari apartemen. Adriana yang melihat Kim sudah berangkat kembali fokus pada teleponnya, "Iya, kamu pernah bilang mau bikin reality show, 'kan? Naskahnya udah siap? Kalo udah, kasih ke aku secepat mungkin. Aku punya kandidat yang cocok buat acara kamu itu." *** Kim menyalakan MP3 player di mobilnya dan memutar lagu-lagu Meghan Trainor. Sambil bersenandung dia melajukan mobilnya tanpa hambatan karena ini masih cukup pagi, kemacetan belum separah di siang hari, jadi dia bisa cukup santai mengemudikan mobil tanpa harus takut telat ke kampus. Mendadak otaknya memikirkan mamanya yang masih di apartemennya. Helaan napas langsung keluar dari bibirnya membayangkan rencana apa lagi yang bakal dilakukan sang mama tentang perjodohan yang sudah diatur semenjak dia masih SMP dengan Shinji. Shinji Nakayama adalah orang Jepang yang dijodohkan dengannya beberapa tahun silam, saat dia masih berusia lima belas tahun. Kesan pertamanya ketika bertemu Shinji emang bagus. Cowok itu lembut dan murah senyum. Seenggaknya dia tau itu karena adat dan budaya Jepang emang mengharuskan mereka bersikap hormat pada lawan bicaranya. Tapi sayangnya, Kim nggak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dia bisa aja berteman dengan siapa saja, cewek ataupun cowok, tapi untuk ke jenjang yang lebih serius dari 'teman', dia bakal mundur alon-alon. Dan hal ini juga berlaku untuk Shinji. Sayangnya orangtuanya menganggap diamnya Kim saat mempertemukannya dengan Shinji sebagai kesan 'malu-malu mau'. Dan akhirnya perjodohan diteruskan hingga sekarang. "Bisa gila gue kalo terus direcokin sama perjodohan kayak gini," keluh Kim ketika lampu lalu lintas berwarna merah. "Andai aja ada yang mau jadi pacar gue," Kim mengetuk-ngetuk kemudi mobilnya, "Sayangnya gue males berhubungan lebih dari sekedar teman. Apa kabar Rara yang dikejar cowok tiap hari ya?" Memikirkan sohib kentalnya sejak SD itu membuat Kim terkekeh. Rara bilang dia mau ngomong sesuatu hari ini, dan semoga aja nggak bikin sohibnya itu lemas dadakan karena kemaren waktu ngechat, Rara kayaknya hiperbolis sekali menggambarkan kondisinya saat ini. Kim kembali melajukan mobilnya ketika lampu lalu lintas berubah hijau. Lagu di MP3 playernya berganti menjadi lagu 'No'. Kim mendengarkan lagu itu sambil meringis. Rasanya lagu itu benar-benar pas dengan kondisinya saat ini, seandainya dia lebih berani menentang perjodohannya sendiri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
99.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook