Bab 33. Iri dan Dengki, Provokator

2241 Words

Mendengar suara mobil putranya, Asiyah berjalan cepat keluar dari dapur. “Khalid udah pulang, Nis?” “Sudah, Umi.” Nisa tersenyum. Asiyah melebarkan senyuman. “Alhamdulillah, Umi pikir kamu pulang lama, Nak. Kalau gak, Umi maksudnya mau nyuruh Pak Ujang jemput Ayesha.” Nisa langsung menekuk wajahnya. Dia berbalik badan tatkala melihat Ayesha melihat ke arah mereka. “Mentang-mentang beresin bunga Umi, kalau ada acara di sini, langsung ikutan datang,” gumamnya dalam hati. “Assalamu’alaikum, Mi.” “Wa’alaikumussalam.” Asiyah tersenyum, menerima pelukan Ayesha. “Udah makan siang tadi?” “Udah, Mi. Sebelum pulang, tadi kami makan dulu.” “Yauda, ayo, masuk. Aisyah lagi main sendirian di sana. Semua udah beres, kamu gak perlu bantu-bantu lagi. Sini, masuk, Nak.” Khalid berjalan di belakang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD