# Arga mondar mandir dengan gelisah di kamar hotelnya. Dia tampak sanagt tidak tenang sekarang. Hatinya ingin menelepon Maura tapi logikanya memintanya untuk bersabar. Sejujurnya dia masih ingin ada lebih lama bersama dengan Maura dan Max tapi dia juga tahu kalau dirinya tidak mungkin berada terlalu lama di Singapura dan mengabaikan semua pekerjaannya dia Jakarta. Saat itu sebuah pesan masuk ke ponsel Arga dari orang yang dia tugaskan untuk mencari informasi di Moroko. Dahi Arga berkerut dalam melihat pesan itu. Ekspresi wajahnya terlihat kaget sekaligus bingung saat ini. Pada akhirnya dia langsung menghubungi nomor tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi Arga sebelum akhirnya terdengar suara seorang pria di seberang. "Halo, Pak Arga. Saya Malik. Senang akhirnya saya bisa berbicara l