When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
# Arga keluar dari ruang pemeriksaan bersamaan dengan Dania. Mendadak Jon, orang kepercayaan Tuan Pangestu menghubungi mereka dan mengatakan kalau Tuan Pangestu membutuhkan sesuatu dari mereka, terutama dari Arga yang merupakan cucu langsung Tuan Pangestu. "Sebenarnya Kakek sakit apa? Kenapa kami dikumpulkan seperti ini untuk di tes darahnya?" tanya Arga penasaran. Berbeda dengan Arga, Dania malah tampak jauh lebih pendiam dibanding biasanya saat ini. Dia seakan tenggelam dalam pemikirannya sendiri. "Dania?" panggil Arga. Dania sedikit tersentak saat Arga memanggil dan mengguncang bahunya. "Entahlah. Siapa tahu Kakek butuh donor darah. Mama dan Papaku juga melakukannya," balas Dania. Dia berusaha untuk terlihat acuh. Bukan rahasia lagi kalau sudah sekian lama kesehatan Tuan besar P