# Tuan Dennis membeku saat sepasang mata serupa elang yang tajam kini sedang menatapnya dengan tatapan yang seakan-akan sedang mengawasi seluruh pergerakannya. "Maaf Marco, tapi sama seperti jawaban yang aku berikan pada yang lainnya. Biar Maura yang memutuskan ini. Aku tidak bisa ikut campur dalam menentukan masa depan pilihan putriku begitu saja. Dia berhak sepenuhnya untuk menentukan ke arah mana masa depannya dan apakah dia benar-benar ingin menikah atau tidak. Jika dia puas dengan hidupnya, aku tidak akan pernah menuntutnya untuk menikah dengan siapa pun," ucap Tuan Dennis tegas. Memandang pria di depannya membuatnya teringat pada Tuan besar Pangestu yang dulu pernah memberinya tatapan serupa. Bedanya pemuda yang berdiri di depannya ini jauh lebih muda dan mungkin seumuran dengan A