Bab 93. Pertanyaan Seorang Anak 1

1008 Words

# Maura mendesah lelah saat rapat akhirnya berakhir. "Hari ini apa aku memiliki jadwal lain?" tanya Maura pada Devan setelah dia akhirnya bisa kembali ke ruangannya. "Tidak ada, kau bisa pulang lebih cepat," ucap Devan. Maura menutup matanya dan bersandar ke sandaran kursi kerjanya. "Syukurlah," gumamnya pelan. Devan mengamati Maura dengan sedikit heran. "Kau terlihat seperti kehabisan tenaga. Apa kau sakit?" tanya Devan. Maura menggeleng dan kembali membuka matanya. "Tidak sama sekali. Aku hanya merasa sangat lelah dengan kenyataan," balas Maura. Devan tergelak. Benar-benar aneh baginya mendengar Maura yang mendadak berbicara dengan nada sekaligus kalimat melankolis seperti barusan. "Sejak kapan seorang Maura Dennis bisa kalah dengan tekanan kenyataan? Yang benar saja," ucap De

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD