“Bukan main, dia sudah punya pekerjaan di cateringnya ibu Christine tapi masih juga terima kerjaan menterjemahkan makalah anak-anak mahasiswa,” kata Hamid dengan kagum sambil masuk kembali ke mobil. Mereka berdua memang tadi turun untuk bertanya pada dua mahasiswa yang menghampiri Tya.
“Ternyata dia dipanggil Tya ya?” kata Déra.
“Kan namanya Aditya, tadi kata mahasiswa itu, nama di rekeningnya Aditya. Mungkin itu yang membuat dia panggilannya Tya.
“Bisa jadi seperti itu. Mungkin juga untuk menghilangkan jejak masa kelamnya ketika menjadi Titiek.”
“Iya nDoro, jadi nama anaknya Riri,” Hamid mengenakan seat belt dan mulai menyalakan mesin mobil.
‘Singkatan dari apa ya? Atau kependekan dari apa nama Riri? Tapi setidaknya sekarang aku sudah tahu, nama anakku Riri.’
“Saya semakin kagu
