“Baiklah, hati-hati ya Mas,” ujar Tya, dia pun memberi salim pada suaminya, tentu saja Déra tak melepas kesempatan itu, dia menarik tangan istrinya agar masuk dalam dekapnya. Cukup lama mereka berpagutan, rasanya tak ingin mereka akhiri. “Yuk kita pamit ke Ibu dulu,” ajak Déra setelah terpaksa menghentikan semua kegiatan mereka. Tentu dia tak mungkin tidak pamit pada Ibu mertuanya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Jadi beneran mau langsung pulang ke Cilacap?” tanya Idah pada menantunya. “Iya Bu. Masih banyak yang perlu saya urus. Rumah sini juga sudah mulai siap, mungkin nanti kami bertahap minggu depan mulai saya tinggal di sana,” jawab Déra. “Kalau Tya belum bisa di sana, ya sementara nggak apa-apa, tapi insya Allah kami akan mulai bertahap pindah. Biar saya duluan.” Idah memang tidak mau ti