When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sekitar empat jam lamanya Persia berjalan dari kawasan Brooklyn menuju Manhattan. Sesekali Persia menoleh ke belakang berharap Dewa akan mencegah sampai ke pusat kota, tapi roda empat Dewa sama sekali tidak terlihat bahkan Persia terus menatap meski kenyataan itu mulai membekali tanyanya. Kosong! Yang Persia tahu sekarang saatnya ia tidak hanya berjalan dalam jarak yang sangat jauh ke rumah Joseph, tapi Persia memang tidak akan bisa lolos dari fase yang sudah menjeratnya. Entahlah, meski beribu kali Persia yakin dapat mencoba lari tapi tidak ada satupun caranya membuahkan hasil. Sekitar pukul satu dini hari Persia mengusap-usap wajah kemudian tangannya yang terasa dingin. Bahkan kepalanya mulai pening karena Persia menahan lapar semalaman. Awalnya Persia tidak peduli jika ia har