Dengan malas, Harris beranjak dari kasur, menghampiri pintu kamarnya dan membukanya. Ada Pak Wirya di sana, bersama Raisha. Kepala Harris langsung pening, sejumlah asumsi bercokol dalam otaknya, apa yang Raisha katakan pada Pak Wirya tentang dirinya? Yang pasti, bukan hal yang baik, dan pasti akan semakin memperumit suasana. "Ya, Pak? Ada apa?" tanya Harris, sekilas melirik Raisha. Dari senyuman tipis yang tergurat pada bibir wanita itu, Harris tahu bahwa Raisha baru saja beraksi. Entah apa yang dia katakan pada Pak Wirya, dan bagaimana juga dia bisa tahu di mana Pak Wirya tinggal dan membawa Pak Wirya datang ke mess ini. "Nggak apa-apa sih, Ris, cuma, kata istri kamu, kamu udah mau pindahan ya? Saya ke sini ngecek aja sih, sekalian serah terima kunci kalau memang mau pindah hari ini."