Mata Mama Intan mendelik melihat sebuah angkot terparkir di depan teras rumahnya. Beberapa pot bunga keramik yang sangat mahal, pecah tersenggol ban angkot itu. Tanaman kesayangannya rusak. Supir angkot masih berdiri di samping pintu angkotnya. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian mengelap wajahnya dengan handuk yang terlihat kumal, mendapat pelototan dari Mama Intan. "Ya Tuhan...!! Bunga-bungaku!!" Mama Intan memungut setangkai tanaman yang patah keluar dari tanahnya. "Kamu itu! Lancang sekali membawa masuk angkot jelek Kamu ke dalam pekarangan rumah Saya!! Lihat!! Kamu harus ganti rugi!! "Dadang!! Didi!!" Mama Intan kembali histeris. Banny, Tita, Atala dan Vita juga Salman sudah berdiri di ambang pintu melihat Mama Benny yang benar-benar sudah murka. Tita sudah dalam