Clarissa pulang kerja begitu larut, makanya dia kaget saat bertemu dengan Aksel di lobi gedung apartemen mereka. Biasanya mereka hanya berpapasan di pagi hari. Dari semua kebetulan yang ada, kenapa Aksel malah muncul di saat hatinya begitu terluka. “Apa kau selalu pulang selarut ini?” Pria itu mendekatinya, mengajaknya mengobrol tanpa mengetahui bila tindakannya itu dapat mempengaruhi pandangan dirinya dalam hati Clarissa. “Hanya kadang-kadang kok. Tumben kamu di lobi sampai jam segini. Ngapain aja?” Namun, Clarissa mencoba untuk tidak berharap. Dia berusaha bersikap tenang, berjalan bersama dengan Aksel menuju ke lift. “Aku cemas padamu. Jadi aku sengaja menunggumu pulang.” Perhatian kecil itu mungkin tak berarti apa-apa bagi Aksel, tapi bagi Clarissa hal remeh itu cukup untuk menyen