White Yakuza kini ramai dengan rumor Tuan Muda mereka meniduri seorang wanita. Ya, setelah pagi tadi pelayan di bagian londry melihat bercak darah di sprei dan selimut milik Tuan muda. Kabar itu pun semakin ramai di perbincangan para pelayan dan anak buah Yakuza HImawari.
Mereka semua bertanya-tanya siapa sosok wanita yang sudah mendapatkan kehormatan untuk tidur dengan Tuan muda. Padahal yang mereka tahu Tuan muda tidak pernah sekalipun membawa teman wanita ataupun mempunyai kekasih.
Dan kabar itu sampai di telinga Alice yang sedang menyapu halaman Paviliun putih. Alice mencibir dan mengumpat. Apalagi saat para pelayan wanita terlihat iri dengan sosok wanita yang berhasil tidur di ranjang Arick.
“Kehormatan apa? Mereka bilang tidur dengan Tuan muda sombong itu kehormatan, dasar para wanita bodoh” ucap Alice pelan sambil menyapu daun-daun di halaman.
“Kenapa juga aku tidak sadar kalau tanganku tergores semalam?” tanya Alice kesal.
Ya, Alice tahu pasti darah dari jarinya semalam itu dikira para pelayan adalah darah perawannya. Alice mencengkram sapunya dengan kesal. Untung saja mereka tidak tahu wanita yang semalam tidur itu adalah Alice.
“Ah, aku ingat. Ini pasti kerjaan si Burick itu. Semalam aku sangat lelah dan mengantuk. Dia pasti sengaja menggores jariku semalam” ucap Alice teringat semalam saat dia berada di kamar Arick.
Baru tiga hari Alice berada di Yakuza Himawari, tetapi rasanya dia sudah lelah dan tidak kuat. Apalagi kalau dia harus melihat Arick, benar-benar membuat Alice jengkel karena harus berpura-pura baik dan menjadi gadis penurut.
Braaak
“Aku sudah lelah!” ucap Alice kesal melempar sapunya.
Selama di Momo Gumi Alice sudah seperti Tuan putri disana. Alice tidak pernah disuruh Paman Takeshi untuk menyapu ataupun membersihkan Green Yakuza. Tetapi disini dia harus melakukan pekerjaan semua itu yang membuat bosan juga tidak suka.
Alice lebih suka berlatih dari pada harus bekerja keras seperti ini. Alice pun melangkah menunuju pohon mangga. Dia duduk bersandar di pohon mangga itu dengan mencibir.
“Jun, harus berapa lama lagi aku melakukan semua ini? Aku tidak tahan, apalagi harus melihat Arick setiap hari” racau Alice.
Ekhem
Suara dehaman seorang pria membuat Alice terkejut dan langsung berdiri. Alice tambah terkejut saat melihat orang yang bersuara itu adalah Arick.
“Bermalas-malasan rupanya” sindir Arick.
“Maaf Tuan” ucap Alice menunduk.
“10 menit halaman ini sudah bersih. Setelah itu bawakan saya orange juice” ucap Arick pergi meninggalkan Alice sendiri.
Setelah Arick pergi, Alice mencibir dan mengulangi ucapan Arick tadi.
“10 menit” ucap Alice melihat halaman yang luas dan kotor ini.
Alice dengan wajah masam mengambil kembali sapu yang dia lemparkan tadi. Dia Sekarang mau tidak mau dia harus menggunakan kekuatannya untuk menyapu dengan cepat.
Alice meletakkan orange juice di atas meja di ruangan kerja Arick. Melihat Arick tidak ada di tempatnya Alice memilih untuk segera keluar sebelum dia harus bertemu lagi dengan pria itu, tetapi belum sampai lima langkah Arick memanggilnya.
“Hei b***k, kau belum disuruh pergi!” Alice yang mendengarnya hanya membuang nafas kasar dan berbalik.
“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” tanya Alice dengan berpura-pura tenang.
“Buat ini 10 rangkap” ucap Arick memberikan sebuah buku berbentuk seperti kitab.
“Baik Tuan saya akan foto copy sebanyak 10 rangkap” ucap Alice mengambil kitab yang Arick berikan.
“Siapa yang menyuruh kamu foto copy?” tanya Arick dengan mata menatap tajam kepada Alice.
“Lah, tadi dia suruh dibuat 10 rangkap. Sekarang dia yang tanya siapa yang nyuruh” batin Alice kesal.
“Tuan meminta saya untuk membuat kitab ini menjadi 10 rangkap bukan” ucap Alice dengan sopan.
“Iya, tapi bukan difoto copy. Kamu menyalinnya menjadi 10 rangkap dengan tanganmu sendiri” ucap Arick.
“Crazy” batin Alice tambah kesal.
“Baik Tuan. Ada lagi?” ucap Alice mencoba tenang.
“1 kertas HVS dibagi dua, lalu batas kiri harus 4 cm, tidak ada coretan sedikitpun” ucap Arick.
“Dan Jam 5 sore sudah ada di atas meja” tambah ucap Arick.
“Baik Tuan. Saya permisi”
Disinilah Alice di dalam gudang yang telah dia sulap menjadi kamarnya. Walau tidak ada meja untuknya menyalin kitab itu, tidak masalah bagi Alice. Dia tetap menyiapkan kertas hvs, alat tulisnya. Setelah semuanya siap Alice pun memulai pekerjaannya ini.
“Jurus Air tahap 1” ucap Alice membaca kitab yang diberikan Alice.
Alice pun membuka lembaran-lembaran kitab itu. Alice menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Ternyata kitab ini adalah jurus mengendalikan air tahap 1. Bukannya menyalin isi yang ada dikitab itu, Alice mengunci kamarnya.
Alice membuka lembaran pertama dan membacanya lalu mengikuti semua intrusksi disana. Alice berkonsentrasi dan fokus mengikuti setiap gerakan dari setiap lembar kitab itu. 1 jam berlalu sudah, Alice baru bisa mengulangi sampai di lembar kelima. Kitab ini ada 30 lembar.
Alice melihat jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 3 sore. Itu tandadanya dia punya waktu 2 jam lagi untuk menyelesaikan tugasnya. Alice pun mempercepat latihannya, untung saja Alice sudah bisa menguasai konsentrasi dan fokusnya dalam waktu satu setengah jam Alice sudah menghafal semua isi di dalam kita itu.
Kini waktu Alice tinggal 30 menit untuk menyalin kitab ini. Alice pun duduk dan langsung membagi dua semua kertas hvs itu. Alice tersenyum sinis untung saja dia sudah belajar kecepatan di Momo Gumi, dalam gerakan sekejap tangan Alice bergerak dengan cepat menyalin semua isi di kitab itu.
Tepat pukul lima sore Alice sudah menyelesaikan pekerjaan. Alice pun langsung membawa semua kitab itu ke Paviliun Arick. DIa tersenyum bangga, setidaknya tidak ada alasan bagi Arick untuk memarahinya karena telat menyelesaikan tugas.
“Kau telat 5 menit” ucap Arick ketika menerima kitab yang sudah Alice selesaikan.
“5 menit. Cuma 5 menit kali bukan lima jam telatnya. Kalau dia menyuruh pelayan lain mana ada yang akan menyelesaikan semua ini dalam waktu tiga jam” batin Alice kesal.
“Maaf Tuan, tetapi saya sudah berusaha mengerjakan semua itu dengan baik” ucap Alice menunduk.
“Dasar bodoh. Kau tidak boleh bermalas-malasan. Waktu itu sangat berharga!” ucap Arick yang terkesan menyindir Alice karena kelakuannya siang.
“Yuqi” panggil Arick.
“Iya Tuan” ucap Yuqi yang berdiri di belakang Arick.
“Perlihatkan kemampuanmu menyalin semua ini” ucap Arick.
“Baik Tuan” ucap Yuqi menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.
Yuqi pun melangkah ke depan, lalu dengan secepat kilat Yuqi menggerakkan tangannya membuat Alice begitu takjub dengan kecepatan tangan Yuqi, menggunting, mengukur dan menyalin semua isi kitab. Buakn itu saja, Yuqi juga berhasil merapikan kitab itu menjadi buku.
“Lihat Yuqi hanya butuh satu jam menyelesaikan semua ini” ucap Arick sinis kepada Alice.
Alice hanya tertunduk diam, di dalam hatinya sudah sumpah serapah kepada Arick. Jelas saja Yuqi bisa secepat itu, karena Yuqi tidak perlu menghafalkan isi bukunya dulu dan mempelajarinya, sedangkan Alice harus menghafal dan memperlajarinya dulu.
“Maaf Tuan saya tidak sehebat Yuqi” ucap Alice.
“Sekarang sudah tahukan kemampuanmu disini tidak ada apa-apanya. Jadi jangan mencari masalah disini” ucap Arick tajam.
“Baik Tuan, saya mengerti” ucap Alice.
Kriiing Kriiing
“Hallo” ucap Arick mengangkat telepon di atas meja kerjanya.
“….”
“Baik Pa, saya akan kesana sekarang” ucap Arick dengan nada berubah menjadi seorang penurut.
“…”
Wajah Arick langsung berubah bad mood setelah menerima telepon itu.
“Disana ada 9 buku lagi, dalam waktu satu minggu semuanya sudah selesai 10 rangkap” ucap Arick.
“Baik Tuan” ucap Alice.
Arick pun melangkah pergi di ikuti oleh Yuqi. Sedangkan Alice menatap rak buku yang Arick tunjuk. Matanya melebar tak percaya , 9 buku disana tebal-tebal semua dan Alice yakin semuanya ada 100 halaman. Alice menelan salivanya dalam waktu 1 minggu dia harus menyelesaikan semua itu.
Arick sudah di ruang kerja Kenzi ayahnya. Ya, Ayahnya menghubunginya dan memintanya segera datang. Ternyata rumor Arick meniduri seorang wanita sudah sampai ditelinga Kenzi. Dan kini Kenzi murka kepada anaknnya itu.
Plak
Satu tamparan mengenai pipi kanan Arick hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah segar. Tetapi Arick hanya diam saja tidak membalas perlakuan ayahnya.
“Papa tidak mengajarkanmu berbuat tidak senonoh seperti itu Arick!” bentak Kenzi marah.
Erick hanya diam.
“Kenapa kamu berani meniduri wanita itu, Hah?” bentak Kenzi lagi dan Arick hanya terdiam.
“Siapa wanita itu? Apa dia kekasihmu?” tanya Kenzi tajam.
Lagi-lagi Erick hanya terdiam.
“Siapa wanita itu Arick!!” bentak Kenzi marah karena Arick hanya diam saja.
“Dia hanya teman satu malamku saja Pa” jawab Arick dengan tenang.
“Teman satu malam kamu bilang. Dan kamu berani melakukannya di Paviliunmu. Sungguh keterlaluan kamu Arick” ucap Kenzi yang tak habis pikir putra semata wayangnya bisa melakukan semua ini.
“Lalu bagaimana kalau wanita itu hamil dan datang kesini meminta pertanggung jawabanmu?” tanya Kenzi tak suka.
“Tidak akan” jawab Arick.
“TIDAK AKAN BAGAIMANA? WANITA ITU MASIH PERAWAN. SUDAH PASTI DIA MASIH LUGU DAN TIDAK MENGERTI APA-APA!!!” marah Kenzi karena jawaban Arick.
“Sudah berapa kali kamu melakukan ini?” tanya Kenzi tajam.
“Entahlah” jawab Arick.
“Arick, minggu depan Sakura dan Ayahnya akan datang kesini, kalau mereka mengetahui kelakuanmu ini pertunangan kalian akan batal” ucap Kenzi.
“Bagus kalau begitu” ucap Arick.
“ARICK!!” Kenzi memperingati anaknya.
“Pa, Arick sudah bosan menyuruh Arick bertunangan dengan Sakura. Arick tidak memikirkan untuk menikahi seorang wanita” ucap Arick yang mulai dengan nada tidak suka.
“Arick, tunangan ini tidak akan dibatalkan. Kamu tahu Sakura adalah satu-satunya penerus suku tanah yang masih hidup. Kau harus menikah dengannya. Agar kelak anak kalian nanti bisa melawan Momo Gumi” ucap Kenzi.
“Pa, tanpa Arick menikah dengan Sakura. Arick yakin kita bisa mengalahkan Momo Gumi” ucap Arick berdiri.
“Sudahlah, kalau Papa masih mau melanjutkan pertunangan ini. Aku akan terus meniduri para gadis-gadis dikamarku” ucap Arick sebelum pergi.
“Arick!!” ucap Kenzi.
Arick tidak menghiraukan Kenzi yang sudah terlihat sangat marah. Arick tetap melangkah meninggalakan ruangan kerja Kenzi dengan wajah masam.