DIUSIR

1276 Words

Pada akhirnya Pelangi lebih memilih pergi dari rumah bersama dengan Cilla. Aku merutuki kebodohanku yang tak pernah bisa memberi keputusan. Sekali lagi aku menyakiti Pelangi. Menyakiti dia disaat dia mengandung anakku. Darah dagingku. Aku tak berhenti menyalahkan diriku sendiri, bahkan aku tak bisa menahan dan melarangnya untuk pergi. "Bisakah kamu memilih diantara aku dan Bulan?" Tanya Pelangi sebelum dia memutuskan untuk pergi meninggalkan aku. "Pelangi... Aku ..." "Jawab mas. Aku atau Bulan ?" Tanyanya sekali lagi, tanpa melihatku. Aku menunduk. Aku tidak bisa menjawabnya. Aku tidak bisa memilihnya. Aku tidak bisa melepaskan Bulan, aku juga tidak bisa melepaskan Pelangi. Aku mencintai mereka berdua. Aku tau aku serakah. Aku tau aku bodoh, tolong jangan menyalahkanku. Aku tidak bisa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD