'Shhh, ahh M—morgan... lebih cepat! lebih cepat! Penuhi diriku lebih dalam lagi.' Anneliese langsung mendudukkan dirinya dengan kedua mata yang terbuka lebar. Keringat dingin membasahi dahi dan seluruh tubuhnya. Dengan napas yang terengah, Anneliese mengusap wajahnya berkali-kali untuk memastikan bahwa dia benar-benar sudah terbangun. "Kenapa aku harus bermimpi hal menjijikkan seperti ini lagi?" Anne mengacak rambutnya frustasi. Sudah terhitung sebanyak tiga kali dia bermimpi melakukan hal yang tidak senonoh dengan tuannya sendiri, yaitu Morgan Roderick Veit. "Tidak, jangan lagi ku mohon, jangan bermimpi ini lagi!" serunya sambil menyembunyikan wajahnya pada selimut. Anne benar-benar tidak bisa mengatasi hal seperti ini jika terus berlanjut dan berulang-ulang. Apalagi mimpi ter