Morgan mendorong tubuh Anne hingga terhimpit pada salah satu pohon kelapa yang ada di sana. Dia kembali menaut bibir Anne sama seperti sebelumnya. Menciumnya dengan rakus, sampai membuat Anne kesulitan untuk membalasnya. Morgan benar-benar memperlihatkan sisinya yang memang suka sekali mendominasi. Pria itu sama sekali tidak memberikan ruang bagi Anne untuk mengambil alih ciuman tersebut. Morgan yang terus bergerak dengan lihai. Kedua tangannya bahkan terus merabai pinggang ramping Anne, dan sesekali mengusap-usap punggungnya dengan sentuhan yang memabukkan. Anne mendadak lupa siapa dirinya sendiri. Mendadak melupakan status dan posisinya yang tidak seharusnya melakukan hal lebih seperti ini. Ketika ciuman itu terlepas, tatapan Anne langsung tertuju pada kedua mata Morgan saat ini.