bc

TAEKOOK ONESHOT 18+

book_age18+
212
FOLLOW
2.4K
READ
sex
friends to lovers
kinky
sweet
school
mxm
Writing Academy
gay
like
intro-logo
Blurb

Kumpulan fanfiksi Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang dikemas secara menarik dengan berbagai genre yang pasti akan membuat para pembaca ingin membacanya lagi dan lagi.

chap-preview
Free preview
Softly
Jungkook menyukai Taehyung, Taehyung menyukai Jungkook. Semua orang berpendapat seperti itu. Berbeda dengan pendapat pihak yang bersangkutan. Taehyung tertawa dengan mata yang bergulir dari memandang Hoseok, ke arah Jungkook, dan memandang Hoseok lagi, lalu memandang Jungkook lagi dengan durasi yang sedikit lebih lama. "Aku dan Jungkook hanya teman, hyung." Hoseok mencibir dalam hati saat Taehyung dengan santainya menggenggam telapak kanan Jungkook lembut dan menyimpannya ke dalam saku jaket. Hari ini cuaca sangat dingin, padahal musim di Korea Selatan baru menginjak awal musim gugur. Meski Jungkook mengenakan baju lebih tebal dari dirinya, Taehyung tetap saja menghawatirkan keadaannya yang rentan terhadap dingin. Perkataan ringan Taehyung diangguki ceria oleh Jungkook. "Benar, Hoseok hyung, kami ini hanya teman kok, tidak lebih!" Setelahnya Jungkook tersenyum lebar, sebelum merapatkan dirinya pada Taehyung saat angin yang lumayan membuat tubuh bergetar dan gigi bergemeletuk berhembus melewatinya. Rasanya Hoseok ingin mengunci Taehyung dan Jungkook di dalam sebuah kamar yang dilengkapi cctv, perekam suara super jernih, dan kamera yang memotret objek otomatis. Karna--sumpah, Hoseok muak melihat dua orang ini beromantis ria sementara keduanya berkata jika mereka hanya teman. Hanya teman? Cuih. Ingin Hoseok ludahi saja muka Taehyung dan Jungkook. Mana ada teman yang saling berpandangan dengan binar-binar cinta yang melingkupinya seperti Jungkook dan Taehyung sekarang ini? Mana ada teman yang berciuman diam-diam saat hanya berdua? Hoseok pernah, beberapa kali, mendapati Taehyung dan Jungkook berciuman. Ia bersumpah itu ciuman asli. Bibir dan bibir. Dengan, selalu, Jungkook mengalungkan lengan di leher Taehyung, sementara Taehyung merangkul pinggul Jungkook dengan tubuh keduanya yang menempel lekat. Mana ada teman yang menyentuh kulit teman lainnya begitu sensual dengan kedipan mata yang kebetulan diasumsikan sebagai menggoda atau cengiran aneh yang terlihat tak berdosa? Sering kali, Hoseok mendapati Taehyung menyentuh p****t, paha, bahkan benda Jungkook. Sedang Jungkook, Hoseok mendengus, Jungkook sama saja. Hoseok bersumpah ia bahkan pernah melihat Jungkook dengan berani menelusupkan tangannya ke dalam celana jeans Taehyung. Mana ada teman yang melakukan seks? Ini asumsi Hoseok, sebenarnya, karena Hoseok tidak pernah memergoki keduanya tengah melakukan hal itu. Bukan sekali dua kali, tapi kerap kali, Hoseok sering menemukan Jungkook berjalan sangat lambat, mendesis seperti kesakitan saat mendaki anak tangga untuk mencapai ruang matkulnya, dan yang lebih parahnya, Hoseok pernah memergoki Jungkook berjalan dengan kaki terpincang-pincang dan Taehyung yang memapahnya seraya mengatakan maaf, maaf, maaf, dan bertanya apa itu sakit? di sepanjang langkah mereka. Jungkook, dalam pandangan Hoseok, hanya tersenyum lembut dan bekata; 'Aku tidak apa-apa, hyungie. Lagi pula ini semua bukan salahmu saja. Kita berdua sama-sama menginginkannya.' Kalau begini, Hoseok bisa saja mematenkan asumsinya menjadi fakta, kalau Taehyung dan Jungkook itu teman yang sering berbuat asusila. "Hyungie, bisa tolong cium pipiku? Aku mulai kedingingan." Taehyung mengusap pipi Jungkook yang memang memunculkan rona merah. Ia menunduk, dan dengan begitu halus serta penuh kasih, Taehyung menempelkan lama bibirnya pada pipi Jungkook. Membuat anak itu lebih dan lebih merah. Melihat pemandangan mencoreng hati kesepiannya yang terdalam itu, Hoseok melotot ngeri. NAH KAN, NAH KAN?! Di depannya saja berani cium-cium, di belakangnya bagaimana coba? Setelah melepas kecupan, Taehyung menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya lalu menempelkannya ke kedua pipi tembam Jungkook, ingin menyalurkan kehangatan telapaknya pada sosok yang diakuinya sebagai teman di hadapan semua orang ini. Hoseok mencibir di dalam hati, lagi. INI YANG NAMANYA TEMAN?! INI. YANG. NAMANYA. TEMAN?!?! INGIN SEKALI RASANYA KUTENDANG p****t MEREKA BERDUA SEKARANG JUGA. Tidak tahan dengan semua kemesraan ini, Hoseok menggebrak meja, menyebabkan fokus kedua insan yang tengah berpandangan dengan senyum aneh terpasang di wajah masing-masing beralih pada Hoseok yang kini mendengus berkali-kali dan memutuskan mengajukan pertanyaan terakhir. "Yakin. Kalian. Itu. Teman?" Keduanya; Taehyung dan Jungkook saling berpandangan sejenak, untuk kemudian keduanya mengiyakan secara bersamaan. Hoseok mengangguk-angguk dramatis sebelum mengucap salam undur diri dan menjauh dari pasangan aneh yang setelah ditinggal, mulai beromantis ria tanpa perduli dengan keadaan di sekitar kantin yang ramai. Jungkook dan Taehyung total abai, walau sedari tadi, sepeninggal atau ketika Hoseok berada di depannya, banyak kamera yang mengabadikan momen keduanya. Tangannya meraba saku celana untuk mencari iphonenya. Hoseok mengusap hidung yang gatal sekilas dan menekan-nekan layar handphonenya dengan tangan yang lain. Hal selanjutnya yang dilakukan Hoseok ialah menempelkan benda pipih itu di depan telinga, dan berkata. "Sudah kau pasang belum?" Suara di seberang menyahut. "Semua sudah dipasang, hyung. Saat ini saja aku sedang mengecek hasilnya." Hoseok tersenyum, rautnya menyatakan kepuasan. "Pastikan tidak ada cacat sama sekali. Aku tutup, Jim." . . . Taehyung dan Jungkook tiba di apartemen ketika mentari telah bersembunyi di ufuk barat, langit berganti warna menjadi kelam dengan awan mendung disertai angin ribut sebagai latar belakang. Suana yang mulanya canggung setelah keduanya berganti baju, berubah menjadi hangat dan penuh kasih saat Taehyung meraih tangan Jungkook dan memandunya agar merebahkan diri di kamar tidur super besar mereka. Melingkarkan tangannya di pinggul Jungkook, memeluknya erat. Taehyung kemudian melarikan satu tangan yang lain untuk mengusap penuh perhatian surai kelam Jungkook. "Jungkookie, kau tau kalau aku saaaaangat-sangat menyayangimu 'kan?" Jungkook membalas Taehyung, tangannya meraih kerah kemeja lelaki itu, memainkan kancing bajunya. "Mm, Kookie saaaangat-sangat mengerti, karena Kookie saaaangat-sangat menyayangi hyungie juga." Satu kancing terlepas, jemari lentiknya menarik lepas kancing kedua, dan kancing-kancing selanjutnya hingga d**a bidang Taehyung terkuak saat tangan nakal Jungkook menyingkap kemejanya. Selanjutnya Jungkook meletakkan kepalanya di d**a Taehyung. Awalnya hanya diam, namun beberapa detik setelahnya Taehyung merasakan jilatan demi jilatan merangsang di sekitar dadanya. Pelakunya tentu Jungkook, anak itu bahkan menggerung senang kala mendapati bagian selatan Taehyung berdiri secara perlahan. Jungkook melirikkan mata ke wajah Taehyung, dan sebelum ia sempat terkikik geli sembari melanturkan godaan, tangan Taehyung dengan cepat meraih tengkuknya dan mempertemukan bibir keduanya dalam ciuman. Kelopak Jungkook menutup otomatis. Tubuhnya kini berada di atas Taehyung, dengan kaki terbuka lebar mengangkangi bagian perut. Mengabaikan penisnya yang semi-ereksi merabai perut rata Taehyung. Mulutnya terengah, air liur membasahi daerah sekitar dagu. Tetapi baik Jungkook maupun Taehyung, keduanya tidak memperdulikan hal itu. Justru mereka semakin bersemangat untuk melakukan hal lebih. Tangan mereka dengan gesit melepas pakaian masing-masing sampai semilir angin yang masuk ke dalam apartemen melalui jendela yang dibiarkan setengah terbuka membelai tubuh telanjang keduanya. "Taehyungie, hari ini mau rasa apa?" Entah darimana datangnya, tangan Jungkook sekarang dipenuhi kondom bervariasi. "Mau rasa apa? Apel? Jeruk? Pisang? Strawberry?" Taehyung memandang kumpulan kotak berbagai warna itu, seketika ujung mulutnya memunculkan cengir. Disingkirkannya benda tersebut dengan tepisan kuat, menyebabkan kotak-kotak kondom berjatuhan dari kasur dan tergeletak tak berdaya di atas lantai. Perlahan ia mendorong Jungkook, membuatnya terbaring pasrah di bawah naungan penuh hasrat mendambanya. "No condom this night, okay Jungkookie?" Gelengan cepat menjadi jawaban. Jungkook menapakkan telapaknya pada bahu Taehyung, meremat bagian itu gelisah. Kelopaknya mengerjap cepat sedang bibir bengkak merahnya digigit cemas. "No.. Kookie want it, Kookie need condom. No condom makes Kookie pregnant. Kookie doesn't want a baby." Taehyung membubuhkan kecupan manis di dahi, dua kelopak mata, pipi tembam kanan-kiri, pucuk hidung, kemudian berakhir di bibir mungilnya. Kali ini bukan hanya kecupan, melainkan cumbuan basah menuntut, dengan isapan dan gigitan gemas yang membuat Jungkook merintih kala Taehyung memainkan lidahnya di dalam sana. Meliuk-liuk lihai. Jari-jari Jungkook gemetaran ketika di bawah sana Taehyung mulai menggarap penisnya. Melingkari pangkal hingga ujung kepala penisnya dengan jemarinya, lalu mengurutnya maju mundur. Kelopaknya menutup rapat, dan bibirnya bergerak semampunya untuk mengimbangi ciuman Taehyung yang begitu ganas. Rasanya sangat nikmat saat penisnya disentuh dan bergesekan dengan telapak tangan Taehyung. "Nn-" Jungkook mendesah di setiap kecupan Taehyung di lehernya. Kecupan menggelitik itu berlanjut hingga ke telinganya; lelaki itu membelai bagian itu menggunakan Iidahnya yang kasar. Membuat Jungkook menggelinjang. Giginya menggigit main-main daun telinganya, membuat nafas Jungkook putus-putus, bahkan kedua tangan anak itu meremat bahu Taehyung kuat-kuat guna melampiaskan rasa nikmat yang tak dapat ditanggungnya seorang diri. "Hyungie," Jungkook merintih saat bersamaan dengan rangsangan di bagian atasnya, ia merasakan usapan telapak tangan Taehyung di pinggul sempitnya. Belaian tangan Taehyung begitu sensual, menghantarkan rasa panas yang membuatnya sulit untuk menolak sentuhan lelaki yang dikatakan sebagai temannya itu. Usapan itu lalu menjalar menuju perut, turun ke paha hingga paha bagian dalam. Taehyung mengusap bagian itu bolak-balik tanpa berniat menyentuh p***s Jungkook yang basah dan licin karena precum. "Enghh," Jungkook mengerang saat Taehyung meremas pantatnya berkali kali, terkadang memberikan beberapa pukulan. Taehyung teramat gemas dengan daging bulat penuh milik Jungkook yang begitu kenyal saat disentuh. Bosan dengan pipi p****t, jemari Taehyung kini mengincar ceruk bagian luar Jungkook. Sementara bibirnya turun untuk menciumi leher sampai d**a Jungkook, mengecup p****g cokelatnya lambat-lambat dan setelahnya meraup benda mungil itu ke dalam mulutnya, menghisap dan melumat benda itu secara bergantian. "Hyungie," Rintih Jungkook kala Taehyung mulai mengisap dan memakan puncak dadanya rakus. Liur menetes dari bibir Jungkook saat satu jari Taehyung bergerak memasuki analnya yang berkedut-kedut. Dengan bibir Taehyung yang terus-menerus menikmati kegiatan menyusunya pada d**a ala gadis remaja milik Jungkook. Anal Jungkook mencengkram rapat jari-jari Taehyung, membuatnya dapat merasakan betapa ketat dan hangatnya lubang tersebut. Ketika satu jemari ditambahkan, ia pun mulai bergerak konstan di dalam sana. Keluar masuk dengan lambat namun teratur, menyebabkan Jungkook merintih dengan tangan menarik gemas rambut belakang Taehyung. "Mmmh," Desah Jungkook. Jari-jari tangannya turun, menggaruk punggung lelaki itu. Mata bulatnya membalas tatapan mata tajam Taehyung yang sedari tadi mengamatinya tanpa berkedip. "T-taehyungie, no play, please? Kookie need Taehyungie d**k inside Kookie hole, now, please?" Yang dibalas Taehyung dengan gelengan tegas. "No. Sudah seminggu kita tidak melakukannya. Jika aku memasukimu tanpa persiapan matang, kau akan kesakitan nanti. Aku tidak suka melihatmu menangis karenaku." Taehyung harus menahan gairah meluapnya ketika Jungkook menatapnya dengan jurus mata bulat berkaca-kaca dan hidung imutnya yang berkedut-kedut. Demi Tuhan ia sangat-sangat ingin memasuki Jungkook sekarang juga. Tapi tidak, ia tidak ingin melihat Jungkook kesakitan saat menerima dirinya yang begitu besar tanpa persiapan lebih lanjut. Jungkook mendesah keras dengan p****t terangkat tinggi-tinggi saat jejari Taehyung bergerak cepat di dalamnya, menggaruk dinding lubangnya yang gatal. Jari-jari kaki Jungkook menekuk dengan kening mengerut ketika merasakan penisnya berdenyut ingin mengeluarkan cairan. Taehyung menambahkan jari ketiga setelah sebelumnya membuat gerakan menggunting dan menusuk prostatnya kuat, menjadikan puncaknya semakin dekat. "A-ahh!" Tubuh Jungkook mengejang dengan s****a menyemprot deras mengotori seprai. Dari pangkal sampai ujung kaki bergetar hebat ketika dengan perlahan Taehyung mengeluarkan jemarinya dari lubangnya. Membuat area dalamnya merasa kosong. Taehyung mengusap rambut Jungkook lembut dengan mata memandangi rupa temannya yang elok, sebelum kemudian rasa ingin muncul di dalam d**a dan dorongan untuk mencium Jungkook semakin dan semakin kuat. Dengan itu Taehyung merundukkan wajah dan meraup kembali bibir yang dibuatnya bengkak itu ke dalam pagutannya yang menuntut. Tangan Taehyung meraih tangan Jungkook, membawanya sampai pada penisnya yang tak tersentuh. Terlalu mendambakan sentuhan. Jemari Jungkook menggenggam p***s Taehyung malu-malu, lalu, perlahan-lahan, dengan bimbingan tangan Taehyung ia mulai mendorong benda tersebut untuk masuk menerobos lubangnya. "Angh--" Jungkook menggerang di sela kegiatannya. Satu tangan Taehyung menemas-remas p****t Jungkook sementara tangan yang lain masih membantu Jungkook mendorong masuk miliknya ke dalam lelaki itu. "Aku akan memasukkannya dalam sekali hentak untuk meminimalisir rasa sakitmu, mengerti Kookie?" Jungkook mengangguk lemah. Detik selanjutnya, p***s Taehyung menghentak masuk dengan kuat hingga memenuhi lubang Jungkook. Lelaki bertittle teman itu menggerang dengan mata basah yang memejam erat. Jungkook terisak pelan, rasanya begitu sakit meski ini bukanlah kali pertama mereka melakukan hal itu. "Jungkookie, buka matanya?" Mata Jungkook terbuka perlahan, dan kelopaknya mengerjap lambat-lambat. Pemandangan dimana Jungkook menjadi lemah tak berdaya di bawah kuasanya merupakan kesenangan tersendiri bagi Taehyung. "Nah, kali ini aku ingin melakukannya dengan mata terbuka lebar. Mengerti?" Jungkook mengangguk. Ia pasrah saja. Selama itu Taehyung , ia akan mengatakan iya untuk hal apa saja. "Dan lagi, dont call me hyungie for this moment." "Eh?" "Call me daddy, baby boy." "D-daddy?" Dengan mata mengerjap cepat dan bibir terbuka kecil, Jungkook sukses membuat birahi Taehyung meningkat ke titik dimana lelaki itu tidak bisa menahan gairahnya lagi. Tak ingin membuang-buang waktu, Taehyung segera menggerakkan pinggulnya cepat, menyentak penisnya masuk lebih dalam dan lebih dalam lagi. Mengabaikan jerit yang keluar dari mulut Jungkook. Penis Taehyung terus bergerak untuk menggerus Jungkook, dimana ujungnya selalu menumbuk tepat pada prostatnya. Lubang Jungkook menelannya lapar, membuat Taehyung sedikit kesulitan untuk bergerak. Beberapa kali Taehyung meremas p****t Jungkook sambil mempercepat tusukannya. Menjadikan lelaki Jeon mendesah semakin keras. "Taehyungie--a-ahhng! I-ini terlalu--u-unhh--c-cepat," Ujar Jungkook terlampau putus asa dengan tusukan brutal Taehyung yang terus menerus mengenai titik terdalamnya. la terus mendesah dengan jemari mencengkram rambut Taehyung, mendorong lelaki itu agar menempel padanya. "D-daddy--nnghh!" Keduanya saling menatap satu sama lain, begitu intens. Jungkook tak dapat berhenti meremasi rambut Taehyung untuk menenangkan jemarinya yang linu. Bahkan sesekali ia akan mengusap kulit penuh keringat temannya itu. "Yeah--terus panggil aku daddy.." Kulit mereka terus beradu, menghasilkan suara yang akan membuat orang merasa malu kala mendengarnya. Aroma seks menguar, menginvasi ruangan. Membawa suhu panas membakar yang sanggup mengalahkan dinginnya angin yang berhembus di luar sana. Baik Taehyung maupun Jungkook, mereka kehilangan akal dalam sekejap. "Ahh--ahh--ahh," Jungkook mengulum bibir, tubuhnya terus terguncang akibat tusukan kuat Taehyung. Wajahnya merona dengan bibir merah yang mengkilap karena air liur dan bengkak karena terus digigiti. Peluh nampak mengucur, membuat tubuhnya mengkilat di bawah naungan Taehyung. "Ennh--a-ahh--d-daddy--ahh!" Ujung p***s Taehyung terus mengalirkan tetes-tetes precum yang membuat Iubang Jungkook licin, sehingga memudahkan p***s lelaki itu bergerak keluar-masuk. "Daddy--ahh!" Jungkook menangis dan merintih di saat bersamaan. Ia memiringkan Ieher saat Taehyung mulai menggarap bagian itu. Badannya menggelinjang saat merasakan satu tangan Taehyung menggenggam penisnya lalu mengurut frenulumnya yang sensitif. "D-daddy--ahh--hha--ahh!" Matanya menatap wajah tampan Kim Taehyung yang tengah menatapnya dengan kilatan penuh nafsu. Tangannya menyentuh wajah rupawan kepunyaan temannya, membelai sesaat sebelum menariknya mendekat hingga bibir mereka bersentuhan. Pinggul Taehyung terus bergerak, dan Jungkook mengerang di dalam ciumannya saat merasakan bola kembarnya siap meledak. "D-dad---ahh--hh!" la mendongak, menatap Taehyung dan kondisi di sekelilingnya dengan mata setengah terpejam. "Daddy.." Rintihnya. Jungkook dengan sengaja mengetatkan lubangnya, menghisap kuat p***s Taehyung. Membuat lelaki berstatus temannya itu menggeram dan menghentakkan penisnya kuat-kuat. "Jungkookie, daddy love you too much." Bergerak liar, dan semakin kehilangan kendali hingga akhirnya Jungkook memekik lalu menjeritkan nama kinky Taehyung dalam lolongan panjang. "Daddy!" Matanya terpejam erat dan pahanya gemetaran, penisnya terus mengalirkan cairan putih kental dengan Taehyung yang setia menguruti frenulumnya. Beberapa saat kemudian Taehyung menggeram. Ia mencengkram lutut Jungkook, makin melebarkan pahanya. Sementara ia terus mengguncang tubuh Jungkook dengan sodokannya, sama sekali tidak peduli keadaan Jungkook yang masih sibuk mengais napas. Wajah berpeluh Taehyung terbenam di leher Jungkook untuk menyesap kulit putih lembutnya hingga berubah merah menyala. Tusukannya semakin kasar, hingga ia kehilangan tempo dan akhirnya meledak, menembakkan spermanya jauh ke dalam lubang Jungkook. "A-ahh.." Jungkook melenguh, tubuhnya bergetar hebat saat merasakan s****a Taehyung menyemprot deras memenuhi lubangnya. Rasanya teramat hangat. Ia dapat merasakan s****a lelaki itu mengucur dari lubangnya yang kini terasa penuh. Sementara itu pinggul Taehyung masih bergerak keluar masuk analnya untuk mengosongkan muatan. Tak lama setelah itu, Taehyung mencabut penisnya dari lubang Jungkook. Bibirnya menyeringai saat mendapati spermanya langsung mengalir sedikit demi sedikit dari lubang merah tersebut. "Ronde kedua, baby boy?" Jungkook melotot. Ronde kedua katanya? Ia ingin menggeleng, beralasan jika dirinya lelah dan butuh istirahat. Namun tubuhnya berkata lain. Tangannya memeluk Taehyung erat, bibirnya menyentuh telinga Taehyung dan berbisik disana. "Santap aku. Hancurkan aku. Taehyungie daddy." . . . Di kediaman Jung Hoseok, bertepatan di kamar pemuda berwajah lonjong tersebut, suara desahan terdengar lantang memenuhi ruangan luas dengan AC dan kamar mandi sebagai fasilitas tambahan. Suara-suara aneh tersebut berasal dari televisi besar yang disetel dengan volume maksimal. Di depan televisi, duduk dengan tenang Hoseok dan satu temannya yang bertubuh pendek. "Kau tau, Jim?" Di sampingnya, Jimin dengan gigi bergemeletuk membalas "Y-ya, h-hyung?" "Benar kan apa kataku? Taehyung dan Jungkook itu teman jenis edan. Lihat? Mereka melakukannya bukan?" Hoseok menyeringai, matanya dengan teliti memandang layar kotak besar di depannya. "S-sekarang itu tidak begitu penting, hyung." Hoseok merengut begitu mendapati suara Jimin yang bergetar di setiap pengucapan awalan kata. Ia menoleh, dan terkejut saat menemukan Jimin tengah memegangi selatannya dengan wajah sangat tegang. "J-jimin, k-kau--" "Bantu aku, hyung." END

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Me and My Freezer Boy

read
44.0K
bc

MBA (Married by Accident)

read
169.8K
bc

Mr. Perfect vs Mrs. Lola

read
288.8K
bc

No Escape, Honey (BAHASA INDONESIA)

read
18.8K
bc

Mr. Bastard Cassanova

read
74.6K
bc

DIRTY BABY

read
17.2K
bc

Saklawase (Selamanya)

read
68.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook