Hujan semakin deras, bisa dipastikan akses jalan yang akan dilalui oleh Erlan dan Feya pasti banjir dan hanya itu akses satu-satunya, hal yang juga merugikan bagi sektor perhotelan milik WW Group. Mereka bahkan sudah sarapan yang dibarengi dengan makan siang. Feya duduk di sofa panjang, Erlan tampak sibuk dengan ponselnya. Lalu dia mengernyitkan kening dan menelepon dengan saluran intercom. Ponselnya kekurangan daya, sementara charger tertinggal di mobil, hanya membawa topi jerami saja dia saat ini. Terlebih charger milik Feya tak sama dengannya. Petugas hotel meminjamkan charger padanya. Setelah tak memegang ponselnya, baru lah Erlan bisa berbincang dengan Feya. “Kamu terakhir pacaran kapan, Fe?” tanya Erlan sambil menopang sebelah kakinya pada kaki satunya. Sementara tangannya bersanda