Setelah makan di restoran ternama, Afsheen mengajak Fadia singgah ke rumahnya di sebuah komplek perumahan sederhana, tidak terlalu banyak rumah di sana, bahkan beberapa rumah dibiarkan kosong. Mungkin pemiliknya membeli rumah itu hanya untuk investasi saja. “Ini rumah kamu?” tanya Fadia ketika Afsheen mempersilakannya masuk ke dalam. “Ya,” jawab Afsheen, sejujurnya dia tak mau menceritakan asal muasal rumah ini, karena jelas saja rumah ini pemberian dari orang yang pernah ‘memelihara-nya’ dulu. Bukan suatu hal yang membanggakan tentu saja. Fadia memperhatikan ke sekeliling rumah yang didominasi dengan warna putih bersih. Padahal Fadia pikir Afsheen menyukai warna hitam seperti baju yang sering dipakainya, lalu dia seolah teringat bahwa semua karyawan club memakai baju warna hitam. Di