“Sayang..” Addara mendesah pelan.. Aksa tak henti menjilati payudaranya. Addara tak berkutik mengingat kedua tangannya ditahan Aksa dengan kuat. Tubuhnya mencoba meronta. Namun, posisinya yang tertahan tubuh Aksa dan juga lemari buku hanya membuatnya sulit bergerak. Tak lama, ada hisapan yang begitu kuat yang ia rasakan.. Addara mengerang dan menggerakkan tubuhnya tak beraturan.. “Aksa.. ohh..” Ia terangsang.. Tubuhnya tak sanggup menahan gejolak hasrat yang mengalir. Aksa merangkul pinggang Addara dengan erat, dan kembali melakukannya. Kedua payudaranya mendapatkan serangan bertubi-tubi. Putingpayudaranya terasa begitu mengeras dan membesar, Aksa sepertinya menikmati memainkan asetnya itu, lidahnya terus bergerak membasahi puncak payudaranya. Addara hanya bisa meliukkan tubuhnya d