Lift terbuka di lantai paling atas Hotel Amirta. Maha melihat sekeliling, ternyata untuk menuju Ballroom Akasia harus memutar. Tapi dari dinding kaca yang membatasi dengan kolam renang, suasana sekitarnya memang sepi. Apa acara sudah berakhir? Tapi ini baru pukul setengah dua. Biasanya sampai pukul dua masih ada saja yang datang bukan? “Kenapa sepi?” Malika mengerutkan keningnya. “Ah, ini gara-gara kamu jadi saja kita terlambat!” Maha menarik nafas panjang dan mengelus dadanya, “Sungguh, aku tak sanggup berkata-kata..” Malika terus berjalan memutar mengikuti arah menuju Ballroom Akasia. Ternyata memang sudah sepi. Tapi, ia melihat dari kejauhan kalau Daffa dan Ruri masih ada di lokasi. Mereka sedang mengambil foto pernikahan. “Al, kamu serius mau menghampiri mereka? Ini sud