DETIK MENDEBARKAN

1517 Words

Friska menatap Aksa kaget! “Bapak Aksa, mereka yang memulai. Saya mohon maaf,” Friska langsung tidak enak sendiri. Aksa Pradipta adalah nasabah prioritas. Kenapa sampai ini terjadi di hadapannya! Kejadian ini mencoreng citranya di depan nasabahnya. Aksa tidak memperdulikan ucapan Friska. Ia berlari ke arah Addara. “Dara, kamu tidak apa-apa?” Aksa bertanya dengan khawatir. “Aku tidak apa-apa..” Addara menggeleng. Tapi, Aksa kemudian melihat baju Addara yang kotor, telapak tangannya berdarah dan betisnya lecet. “Ka-kamu berdarah Dara..” Aksa semakin khawatir. Malika ikut memperhatikan, “Ara, apa kamu bisa berdiri? Kamu tidak apa-apa?” “Bisa, bisa. Aku tidak apa-apa. Jangan khawatirkan. Hanya saja, bantu tarik tanganku. Malu sekali rasanya..” Addara mencoba berdiri tapi suli

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD