“Matamu indah sekali,” Aksa mendesah pelan. “Jawab aku Dara, apa ini jarak aman?” Addara merasakan hembusan nafasnya menyentuh kulit wajahnya. Tubuh Aksa begitu dekat, terlalu dekat. Sedangkan ia merasa tak sanggup menggerakkan tubuhnya sama sekali. Seperti ada lem yang melekatkan kedua kakinya ke rerumputan itu. Kalau lelaki di hadapannya ini kembali bergerak, Addara yakin hidung mereka akan bersentuhan dan bahan mungkin bibir mereka.. Ia langsung merah padam membayangkan kemungkinan itu. Addara langsung bicara perlahan, “Stop... Ja-Jangan lagi mendekat.. Aku…” Aksa diam tidak lagi menggerakkan kakinya, “Aku berhenti. Tapi, pada waktunya nanti, Dara aku tidak ingin lagi ada jarak antara kita. Tidak bahkan satu senti meter pun.” Addara terus membisu menatap Aksa tanpa mengejapka