“Hai..” Addara menatapnya. Dag, dig, dug.. Kenapa bisa ada Aksa di hadapannya? Addara membuka pintu lebar lebar dan mempersilahkan Aksa masuk. “Maafkan aku, selarut ini datang ke apartemenmu. Tapi, urusan dapur baru selesai, jadi tidak bisa kemanapun kalau belum tuntas. Akibatnya, aku tidak bisa segera pergi, padahal aku ingin pergi dari tadi,” Aksa menatap Addara dan mendekat ke arahnya. Ia menutup pintunya. “A-ada urusan apa?” Addara dengan gugup membalas tatapan Aksa. "Kamu kenapa?" Aksa tak berkedip memandang mata indah Addara. Ia diam.. Suasana apartemen terasa sunyi. Addara tak tahu harus berbuat apa. Kenapa Aksa terus diam? “Aku.. Tidak enak hati.. Telah bersikap kasar padamu. Tadi, tidak menjawab ucapanmu,” Aksa mulai membuka mulutnya. “Oh.. Kenapa begitu?” Addara bica