Avellyn berlari di bawah guyuran hujan. Baju putih bersih yang ia kenakan sudah basah dan membuat tubuh indahnya terlihat. Kakinya menyusuri jalanan sepi di tengah hutan belantara. Ia terengah, darah mengalir dari sudut bibirnya, dan kakinya terasa nyeri. Beberapa bekas luka di tangannya belum mengering dan terasa perih terkena air. Suara nyaring muntahan peluru terdengar ribut. Derap langkah kaki para pria berjas hitam pun makin terdengar. Avellyn berlari lebih jauh mencari tempat yang aman. Rimbunnya hutan terlihat menyeramkan. Ranting-ranting pepohonan besar bergoyang tertiup angin. Hawa dingin sangat menusuk. Namun, itu semua bukan halangan Avellyn untuk terus berlari dan pergi sejauh mungkin. Bell, seorang pria bernama Xavier akan menyelamatkanmu. Avellyn memejamkan mata. Dua har