Bagian 1
cerita ini tidak sepenuhnya up...
kalian bisa download di google play
???
Lima tahun yang lalu...
Gadis cantik dengan senangnya pulang kerumah dengan seragam putih abu- abu. Tahun ini ia duduk di bangku SMA dengan predikat kelas satu. Begitu smapai didepan rumah ia memberi samalam dan melepas sepatunya. Jika kalian bayangkan keadaan Suri yang sederhana maka itu jauh sekali.
Suri tinggal di gubuk yang terbuat dari anyaman dan atapnya berupa genteng dari tanah dan di lapisi dengan daun kelapa agar terlindungi. Seragam sekolahnyapun pemberian tetangga serta sepatunya. Suri mengangkat sepatu sekolahnya untuk dibawa masuk ke dalam kamar setelah itu mengganti seragamnya dengan kaos longgar dan rok hitam selutut.
Suri mendatangi ibunya yang sedang menanak nasi aking pemberian tetangga untuk makan nanti.
''Ibu,hari ini kita makan apa?'' Tanya Suri. Ibu dengan senyuman khasnya menjawab
''Nasi dengan sambal goreng tahu. Sayang'' jawabnya. Suri langsung terpekik bahagia bayangkan sambal goreng ala kadarnya jadi menu istimewa.
***
Suri membawa uang lima ribu ia pergi ke sebuah warung untuk membeli kecap dan bawang merah. Karena tempat tinggalnya tak jauh dari sebuah proyek yang akan di bangun ia melihat dari jauh segerombolan orang dengan pakaian proyek tengah berdiskusi dengan seorang lelaki berwajah bule.
''wah bule.'' Seru Suri pelan sambil menyusuri jalan hingga sampai di warung.
''Bude.'' Seru Suri namun matanya ke segerombolan orang itu.
''Kenapa Nduk, mau beli apa?'' bule warung keluar dengan sarut di lilitkan di perut.
''Beli kecap yang lima ratusan, dua. Sama bawang merah empat ribu.'' Suri menyerahkan uangnya seraya duduk di bangku kayu. Di depan suri terdapat gorengan hangat ia hanya menenggak air liur dan memegang perutnya yang krucukan.
''Ni, nduk.'' Kata bude. Suri segera mengambil belanjaannya dan segera pulang kerumah. Gorengan tadi membuatnya jadi kepengen. Suri lalu berlari agar sampai kerumah tapi ia menabrak salah satu pekerja proyek yaitu bule tadi. Suri segera bangun dan meminta maaf tanpa terlebih dulu memungut belanjaannya.
''Maaf, maaf saya telah menabrak anda.'' Kata Suri tapi tidak berani menegakan kepalanya untuk melihat lelaki itu.
''Tegakan wajahmu cantik, apa dirimu gakpapa?'' kata lelaki itu dengan bahasa Indonesia dan logat ke bule- bulean.
Suri mengerutkan keningnya dengan pelan ia menegakan kepalanya dan menangguk.
''Iya.'' Jawab Suri sambil memegang siku tangannya yang lecet. Tabrakan itu cukup keras dan cepat hingga lelaki itu tidak sempat menangkapnya.
Lelaki itu bernama Axelle ia melihat belanjaan yang berserakan dan kondisi gadis ini yang malang. Axelle merunduk dan mengangkat belanjaan Suri lalu menarik pelan gadis itu untuk ke warung tadi.
''Duduklah, kamu mau makan atau minum?'' Tanya Axelle. Suri menggeleng namun matanya ke gorengan tadi. Axelle mengikuti pandangan Suri ke gorengan lalau ia tertawa.
''Permisi, saya mau gorengan ini dibungkus semuanya.'' Kata Axelle di bude sambil mengeluarkan dompet dan mengeluarkan uang mewarna merah dengan bapak Presiden pertama tersenyum. Bude itu langsung terkaget saat melihat beberapa lembar uang dengan gorengan yang tidak seberapa. ''Berikan ke adik ini sama plester untuk lukanya.'' Axelle tersenyum lalu duduk di samping Suri. Suri sedikit menjauh dan meremas bungkusan hitam berisi belanjaan.
''Gak usah mister, lagi ditungguin mama untuk belanjaanya. Permisi.'' Suri menggeleng ke bude setelah itu beranjak pergi pulang kerumahnya. Axelle berdiri dan mengambil bungkusan gorengan dan mengikuti Suri dari belakang.
***
''Mama.'' Panggil Suri.
''Kok lama nak?'' Tanya Ibu
''Iya tadi jatuh ketabrak om bule bu.'' Jawabnya sambil memberikan belanjaan tadi.
''Oh.'' Jawab ibunya. Suri keruang tv lalu melipat pakaian yang ibunya telah cuci dan kering.
Tok
Tok
Tok
Suri memutar bola matanya setelah itu berdiri dan membuka pintu.
''Iya.'' Jawab Suri setelah membuka pintu, dirinya terkejut karena orang tadi datang kerumahnya.