empat

1110 Words
Seketika kamerun menegang saat pria yang sangat tampan itu berbalik dan menatapnya dengan senyum mengembang. Meski umurnya tidak lagi muda namun kamerun merasa pria itu sangat sexy dan tampan. Oh tuhan demi apapun kamerun berani bersumpah jika pria yang dihadapannya ini pria tersexy yang pernah ia temui. "Hei...cantik...!!apa kau tengah mencari seseorang?" Sejenak kamerun masih tertengun namun ia segera sadar saat pria itu kini melangkah menghampirinya dengan tubuh naked yang hanya berbalut celana kerja. Dengan cepat kamerun menggeleng"tidak om...saya hanya ingin mencari letak toilet!!tetapi saya malah salah masuk." "Ow...!!masuklah...pakai saja toilet yang ada dikamarku...!!sebenarnya toilet yang kau maksud sudah terlewat...!!setelah anak tangga tadi kau seharusnya belok kekiri..!!tetapi tidak masalah...masuklah..dan kau pakai saja toiletku.." Sejenak kamerun berfikir lalu mengangguk. Meski terlihat jelas keraguan diwajah cantiknya. Cantik alami dan tanpa polesan berlebihan. Marcus suka itu,namun sayang gadis dihadapannya ini masih dibawah umur jadi marcus hanya bisa mengagumi saja tanpa ada niat untuk menaklukkannya. "Terimakasi om...!!tenang saja. Aku hanya menggunakan toiletnya sebentar.." "Tidak masalah.." Marcus terus memandang kamerun yang berlari kecil menuju kamar mandi. Namun saat kamerun baru saja masuk. Raja anaknya sudah berdiri diambang pintu"dad.. apa yang kau lakukan pada sahabatku.." Marcus mengherdikkan bahunya"daddy hanya menawarinya toilet...apa daddy salah?" "Ya...!!kau salah dad...seharusnya kau tunjukkan toilet yang sebenarnya harus kamerun pakai.." "Ayolah dude...hanya karena gadis cantik itu menumpang toilet dikamar daddy kau bisa semarah itu?ah..apa dia kekasihmu.."marcus tersenyum memandang anak tunggalnya. "Dia bukan kekasihku dad...tetapi aku tidak suka caramu memperlakukannya..!!" "Apa yang salah dengan daddy?" Raja berjalan mendekati marcus lalu berbisik"karena kau suka mempermainkan wanita. Dan itu adalah kesalahan terbesarmu.." Seketika marcus tertawa"dan harusnya kau mewarisi sifat daddy dude.." "Tidak akan..dan aku tidak akan pernah menyakiti wanitaku kelak.."Raja tersenyum miring lalu berjalan kearah ranjang meraih kemeja yang tergeletak diatas ranjang. Melemparnya kearah marcus"kenakan itu dad. .karena aku tidak mau para wanita diluar sana berteriak memanggil namamu..!!itu sangat menyebalkan.." "Ya..aku harap wanitamu tidak berpaling padaku dude.." Raja menatap sinis marcus"jika itu terjadi..aku akan mengulitimu dad.." Marcus tertawa lebar dibarengi dengan pintu toilet yang terbuka"Raja.." "Kampret...gue denger marsya ganggu lo"Raja menghampiri kamerun yang tengah berjalan kearahnya tanpa memperdulikan keberadaan marcus yang tengah berdiri didepannya. Kamerun memgibaskan tangannya"udah biasa mah gue kenak buli..!!" "Jangan remehin marsya gadis itu terlalu manja dan menyebalkan...!!banyak cewek yang takut padanya. "Jelas raja sembari mengajak kamerun segera keluar dari kamar laknat ayahnya. "Gue mah kagak takut...!!gue cuma takut pada tuhan...!!eh tunggu"kamerun menghentikan langkahnya saat berada diambang pintu. Lalu menengok kearah Marcus dan berkata"om...makasi atas tumpangan toiletnya" "Your welcome cantik..." Raja terlihat kesal lalu menarik kamerun sebelum wanita disampingnya ini terpesona pada ayahnya. Meski ketampanan Raja dan Marcus tidak beda jauh. Namun Raja masih tetap takut jikalau ayahnya tersenyum dan menebar pesonanya. Karena tubuh sexy ayahnya dan ketampanan hakiki sang ayahlah yang membuat Raja selalu takut mengenalkan sahabar wanitanya kepada sang ayah. Bisa-bisa kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terulang. Gadis yang kenalkan tergila-gila pada pesona sang ayah. . . . . . Acarapun berlangsung meriah. Tidak ada yang menarik bagi kamerun kecuali panekuk dan deretan pie aneka rasa yang berjejer diatas meja prasmanan. Kamerun mencicipi satu persatu pie yang ia rasa mengugah selera,tanpa memperdulikan acara yang tengah berlangsung diatas podium. Tidak ada yang perduli dengan kelakuannya. Yang para tamu undangan perdulikan adalah acara yang tengah berlangsung,ah bukan hanya itu. Para tamu hanya asik menikmati kelima pria tampan yang kini berjejer diatas podium. Kampungan! Seru kamerun lalu melangkah kearah meja yang kosong. Mendudukkan dirinya dan kembali menikmati pie dan kue penekuk kesukaannya. "Apa kau tidak berminat berkumpul disana?"bariton tegas mengisyaratkan ketegasan dan kewibawaan pemilik suara tengah menghampiri kamerun dan duduk tepat disebelahnya. Seketika kamerun tersendak melihat pria yang sangat ia kagumi tengah duduk disebelahnya dengan senyum yang amat sangat mempesona."om..!!maaf.." "Tidak apa...lanjutkan saja."marcus menatap kamerun yang tengah melahap pie coklat. Jilatan kecil bibir sexy kamerun membuat Marcus tersenyum tanpa arti. Jangan ditanya lagi jantung kamerun saat dekat dengan pria sexy nan tampan ini?pasti sudah berdetak sangat cepatnya. Bukan kali pertama ia jatuh cinta namun kamerun rasa perasaan berdebarnya ini melebihi debaran saat ia menemukan cinta pertamanya. Gila gak tu? Kamerun benar-benar gugup bahkan saat makan pun ia ingin segera melahap habis makanannya lalu melesat meninggalkan pria sexy ini. Sumpah kamerun gak tahan. "Jangan terburu kalau makan...!!santai saja..!!om hanya tidak ingin melihat gadis secantik kamu duduk sendirian" Busyet..!!ini orang modusnya bikin kamerun tambah salah tingkah. Namun Kamerun hanya tersenyum kecil sembari mengunyah pie coklatnya. "Eh..sebentar. !!"kamerun seakan ingin pingsan saat ini juga mana kala Marcus mengusap bibirnya yang tanpa sengaja belepotan lelehan coklat. Gila! Malu plus berdebar cuy.. "Sudah lanjutkan makanmu..!!" Kamerun enggan melanjutkan makannya. Ya meski ia sayang tapi tak apalah demi pria sexy. "Om.." "Ya..?" "Maaf ya om..!!em..!!mama raja dimana?kok dari tadi merun kagak melihatnya.?"sebenarnya kamerun merasa pertanyaannya sangat lancang namun sumpah demi tuhan. Kamerun tidak tau lagi mau berbasa-basi dari mana?yang muncul dalam otaknya hanya. Wanita cantik mana yang bisa mendapatkan hati pria tampan didepannya ini. Beruntung...bahkan sangat beruntung. Ya tuhan mata biru bibir merah dan lesung pipinya membuat kesejukan tersendiri saat dipandang. Anggap saja kamerun gila. Tapi itu faktanya. Dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Ceile...jatuh aja run...kalo cinta. Mimpi aja lo run. Seketika wajah tampan itu berubah sedikit murung"mammy raja sudah lama dipanggil sama yang kuasa" "Oh..maaf om...!!saya benar-benar minta maaf.."entah kenapa kamerun merasa sedikit senang mendengarnya. Ya elah...duren cuy..duren. mantap gak tuh. Mimpi aja terus lo run. "Tidak apa..!!ah..apa kamu anak baru disekolah Raja?" "Iya om..!!baru seminggu merun bersekolah disana" Marcus mengangguk samar. Dalam hati ia berkata"pantas saja ia tak banyak tau tentang raja." "Ah dari tadi kita mengobrol...om tidak tau siapa namamu?" Ayolah om. Bukannya dari tadi om yang ngajak ngobrol. Merun kan makan doang dari tadi. "Kamerun om..." "Kamerun?ow..nama yang bagus.."tiba-tiba saja tanpa mereka sadari Raja tengah berdiri dibelakang kamerun. Menatap sang ayah dengan tatapan tidak suka. "Dad..apa yang kau lakukan?" Marcus menatap sang anak dengan senyum kas marcus. Senyum simpul yang menunjukkan kewibawaannya"daddy hanya menemani kamerun...!!daddy lihat dia sendirian saat yang lain tengah berkumpul didepan podium. Jadi daddy ajak ngobrol." "Sepertinya daddy bisa kembali menyapa teman-teman daddy..." Melihat tatapan tajam Raja kepada ayahnya Topas terkekeh geli dari kejauhan. Ia sengaja menyikut lengan Bagas dan berbisik"bakalan seru nih...!!ayah sama anak bakal saingan.." "Lo bener.."bagas menimpali sembari terkekeh geli. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD