"bagaimana dok?" Tanya Atun kepada dokter pribadi keluarga Sadewa. "Saya sudah ambil sempel darahnya. Dan tolong bik sebelum hasil labnya keluar bibi minumkan obat ini. Dan jangan lupa terus mengompresnya." Dokter Harry meraih tas kerjanya lalu kembali berkata sebelum melangkah keluar. "Nanti saya kabari lagi bik. Takutnya tuan besar terkena demam berdarah." Atun mengangguk mengiyakan. "Baik dokter." "Tolong jangan ditinggal bik. Takutnya nanti malam tambah panas lagi demamnya." "Baik dok!" Jawab bik Atun lagi. Sedang Kamerun hanya mampu memandang tuannya sedih. Oh astaga! Cepatlah bangun tuan. "Run!" "Eh! Iya madam." Jawabnya gugup karena takut ketahuan Atun jika dirinya tengah memandang tuannya tanpa berkedip. "Kamu gak apa-apa kan saya tinggal?" Kamerun menggeleng. "