"Kalau dia memang gak mau lanjut atau terpaksa untuk lanjut, gak usah dipaksa," tutur Wira. Ia yang paling keberatan Dina terus berjalan bersama Eza. Karena ia tahu kalau hati anaknya tak pernah bisa berbohong. Aisha mendengar itu sembari menghela nafas. Ia tahu bagaimana perasaan itu. Dulu, ia yang mendekati Marshall tapi malah hatinya yang pergi lebih dulu. Perasaan bersalah karena menjadikan lelaki itu sebagai pelarian? Haaah. Entah lah. Ia tak ingin mengungkitnya lagi tapi itu lah yang terus muncul dikepalanya. Sementara Wira tampak santai saja. Lelaki itu tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya. "Tapi saat ini gak ada jalan lain, Wir. Memang hanya ini lah satu-satunya jalan," tuturnya lantas berjalan lesu sembari mengangkat kedua gelas yang sudah kosong menuju wastafel di dapur. "Se