Fasha pamit sebentar. Gadis itu ingin membeli makan siang di kantin rumah sakit. Adit hanya mengangguk. Sementara Fasha sudah berjalan ke kantin. Gadis itu seharusnya balik ke Bandung dan mengurus pekerjaannya. Namun melihat kondisi Adit seperti ini, ia mana tega meninggalkan Adit. Apalagi Adit terluka karenanya. Semakin ia mengingat iru, ia semakin terluka. Makanya, ia limpahkan tugasnya pada sekretarisnya di sana. Sementara ia bisa mengerjakan desainnya dari sini. Walau ia tak yakin juga. Mungkin Agni akan keteteran dengan limpahan tugasnya. Belum lagi meeting-meeting yang pasti ditunda entah sampai kapan. Fasha pun tak tahu akan sampai kapan ia terus di sini. Tapi tekadnya yaa....sampai Adit sembuh...atau....sampai ia mendapatkan Adit kembali? Fasha menghela nafas. Ia membuka pintu tok