Bab 9 Berikan kenangan baru untukku

2038 Words
Waktu pun berjalan dengan cepat dan sore pun mulai menjelang saat itu Diandra dan juga semua anggota divisinya sudah sepakat untuk membereskan tempat kerjanya lebih awal karena mereka akan menghadiri acara perjamuan makan-makan untuk menyambut kedatangan Bos barunya di salah satu restoran ternama di tengah kota yang sudah beberapa hari yang lalu Diandra dan juga beberapa rekan kerjanya pesan untuk hari dan waktu itu. Semua anggota divisi tersebut akhirnya meninggalkan kantor dan menuju ke restoran yang dituju dan kebetulan saat itu Gerry melihat Diandra yang mengenakan pakaian yang ia berikan tadi membuat lelaki itu langsung terpesona meski saat itu Gerry tahu jika ia sudah memiliki seorang Istri namun pesona seorang Diandra gadis cantik dengan rambut panjang sebahu dan kulit putih serta tubuh yang ramping membuat lelaki itu langsung terpikat sejak pertama kali bertemu dengannya, terlebih lagi pembawaan Gadis itu yang ceria dan juga ceplas-ceplos tidak seperti istrinya yang terkesan dingin dan juga tidak seromantis yang Gerry bayangkan bahkan Gerry langsung bisa membandingkan Diandra dengan istrinya saat itu juga. Akhirnya membuat lelaki itu langsung melepas cincin pernikahan yang melingkar di jari manis sebelah kanan miliknya. "Akan Aku pastikan Apakah Gadis itu sudah memiliki kekasih atau belum, meskipun sudah aku juga akan berusaha untuk dekat dengan dia karena sejak pertama kali bertemu aku langsung nyaman dengannya tidak seperti Calista, Gadis itu terkesan begitu mengejarku dan juga mencari perhatianku sejak awal, aku tidak merasa tertantang sama sekali untuk mendapatkannya. Tapi walau bagaimanapun dia adalah istriku dan dia berada di luar Negeri untuk waktu yang lumayan lama, jadi mungkin aku bisa bersenang-senang sedikit dengan Diandra di sini," ucap dalam hati Gerry saat itu ia sudah memiliki niatan yang tidak baik pada Diandra. "Di, bisa tunggu aku sebentar karena aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu," ucap Gerry yang memanggil Diandra saat itu dan Gadis itu pun langsung berbalik dan menghadap ke arah Bos barunya tersebut. Begitu juga dengan Siska dan juga beberapa rekan Diandra lainnya yang juga turut menghentikan langkah kakinya seiring dengan Diandra. "Kalau begitu kalian duluan saja, nanti Diandra biar satu mobil denganku," ucap Gerry saat itu pada beberapa rekan kerja Diandra. Akhirnya Siska dan juga beberapa rekan kerja Gadis itu segera meninggalkan Diandra sendirian dengan bos barunya. "Ada apa Bos?" ucap tanya Diandra ketika ia sudah melihat semua temannya masuk ke dalam lift dan tidak ada yang tinggal di sana kecuali hanya dirinya dan juga bosnya tersebut. "Tidak apa-apa Diandra, aku hanya ingin bersama denganmu lebih lama, oh ya, Kamu terlihat cantik malam ini dengan pakaian itu. bagaimana? Apa kamu suka?" tanya Gerry Kemudian pada Diandra dan terlihat Gadis itu belum menjawab pertanyaan bosnya tersebut. Gadis itu menatap kedua tangan Gerry saat itu seakan memastikan Apakah ada sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya dan Diandra merasa sedikit lega karena ia tidak melihat ada satupun cincin yang ada di salah satu jemari tangan bosnya tersebut. "Oh, makasi banyak Bos atas pujiannya dan pakaiannya. Mari silahkan..." ucap Diandra yang mempersilahkan bosnya untuk jalan lagi karena Gadis itu merasa sedikit tidak nyaman berada di sisi bosnya tersebut dan di sana tinggal mereka berdua saja. "Kenapa kamu ketakutan seperti itu Diandra? apa kamu memiliki kekasih di perusahaan ini juga? lalu kamu khawatir saat kamu jalan berdua denganku ada yang marah nantinya?" ucap Gerry yang ingin memastikan Apakah Gadis itu sudah memiliki kekasih atau belum di mana Diandra terlihat sedikit cemas ketika berjalan dengannya. "Tidak! saya tidak memiliki kekasih dan tidak sedang berkencan dengan siapapun Bos, sungguh," ucap Diandra dengan lantang dan juga mantap ketika keduanya baru saja masuk ke dalam lift yang pintunya baru saja terbuka.embuat Gerry tersenyum senang. "Iya, iya cukup, aku sudah dengar dan juga sudah tahu. Aku dengar pekerjaanmu yang luar biasa dari ketua divisi yang lama jadi sedikit banyak aku sudah tahu tentang kamu, aku harap selama kamu menjadi Sekretaris aku saat ini kamu bisa membantu aku dalam pekerjaan," ucap Gerry serius pada Gadis itu walau bagaimanapun Gerry adalah salah satu seorang ketua divisi yang kompeten di bidangnya hingga perusahaan Pusat mempercayakan salah satu divisi anak cabang perusahaan di Negara lain tersebut padanya. "Siap bos kalau soal itu pasti akan saya lakukan," ucap Diandra kemudian. "Baiklah kalau begitu," ucap Gerry kemudian. hingga keduanya tiba di area parkir mobil Gery atau di bawahnya pun segera masuk ke dalam mobil dan Gerry melajukan mobil tersebut menuju ke arah restoran yang dituju. Dan setelah keduanya tiba di restoran tersebut Gerry pun segera mengajak Sekretarisnya itu keluar dari dalam mobil dan beriringan berjalan masuk menuju ke dalam restoran dan ternyata setelah keduanya masuk ke dalam pesanan makanan sudah terhidang di atas meja, keduanya pun segera duduk di kursi yang sudah disediakan. Beberapa teman satu divisi Diandra seakan sudah setuju jika keduanya dekat. Bahkan mereka semua seakan sudah menjodohkan Diandra dan juga ketua divisi barunya itu, mengingat Diandra sudah jomblo Aku selama dua puluh tahun lamanya. Hingga acara makan malam penyambutan bos baru tersebut selesai terlihat semua anggota divisi Diandra sudah kekenyangan. "Bagaimana apakah kalian masih sanggup berjalan?" ucap Gerry pada anggota Divisinya. "Masih...!" sahut beberapa orang lainnya. "Baiklah kita lanjut ronde ke dua, mari kita menuju ke tempat karaoke, aku yang traktir. " Ucap Gerry kemudian. Namun saat itu ada beberapa karyawan yang memilih untuk pamit pulang terlebih dahulu karena di rumah sudah ada keluarga yang sedang menunggunya. Akhirnya yang datang ke tempat karaoke itu hanya beberapa orang saja tidak sampai separuh karyawan anggota divisi tersebut. Termasuk Diandra pun juga ikut serta dalam acara selanjutnya itu. Dan acara di tempat karaoke itupun berjalan dengan lancar, semua orang saling berbaur menjadi satu, saat itu tidak ada yang namanya atasan dan juga anak buah, yang ada semuanya sama rata berbaur saling menyanyi bersahut-sahutan satu sama lain dan terlihat saat itu Diandra hanya duduk sendiri di sofa yang ada di dalam ruang karaoke tersebut dengan tubuh yang sengaja ia goyangkan ke sisi kanan dan ke sisi kiri seolah turut hanyut dalam irama lantunan lagu yang di nyanyikan beberapa temammya sembari menatap beberapa rekan kerjanya yang tengah menyanyi dan mengalunkan nyanyian sembari berjoget di depannya ada juga beberapa teman yang lain yang juga duduk di sofa tersebut dan mereka kebanyakan teler karena minum-minuman beralkohol. Gerry yang saat itu melihat Diandra duduk sendirian sembari sesekali menggoyang-goyangkan tubuhnya mengikuti irama alunan musik yang tengah teman-teman Diandra nyanyikan membuat lelaki itu segera berjalan mendekat menuju ke arah Diandra Gerry kemudian duduk di samping Gadis itu tepat. "Tidak ikut turun untuk bernyanyi?" tanya Gerry pada Diandra. Lelaki itu sembari mendekatkan wajahnya tepat ke Salah satu sisi telinga Diandra dan berbisik Sedikit keras di telinga gadis itu. Diandra kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak Bos saya tidak pandai bernyanyi lebih baik Saya di sini saja dan melihat mereka bernyanyi," ucap Diandra pada bosnya tersebut. Kemudian lelaki itu mengambil satu botol minuman beralkohol kemudian menuangkannya ke gelas yang sudah tersaji di atas meja di depan keduanya. Gerry segera menuang minuman itu ke dalam gelas tersebut kemudian menawarkannya untuk gadis itu. Namun Diandra menolak dengan baik-baik tawaran minuman dari lelaki itu. "Tidak usah bos, terima kasih banyak, saya tidak mau teler di jalan nanti takutnya kalau naik kendaraan umum bakalan ada orang yang melecehkan jadi lebih baik saya minum jus buah ini saja," ucap Diandra jujur pada bosnya tersebut karena ia nanti saat pulang dari tempat karaoke tersebut berniat akan memesan taksi online. "Jangan khawatir, tidak perlu kamu naik kendaraan umum atau taksi online. Nanti akan saya antarkan kamu pulang sampai ke rumah," ucap Gerry pada gadis itu. "Terima kasih banyak bos sepertinya tidak perlu soalnya saya tidak mau jika ada gosip yang beredar di kantor apalagi bos baru di divisi kita. Saya tidak ingin ada rumor yang akan membuat saya malas untuk masuk bekerja," ucap Gadis itu jujur pada bosnya tersebut karena memang Diandra paling takut jika sampai ia mendapatkan suatu gunjingan yang akan membuatnya malas untuk masuk bekerja di mana Gadis itu mulai giat dan juga tekun bekerja sampai mendapat pencapaian menjadi seorang Sekretaris ketua divisinya. "Oh ternyata jadi seperti itu," ucap diri yang baru tahu akan kegigihan gadis itu dan lagi-lagi lelaki itu membandingkannya dengan sang istri di mana kegigihan kedua wanita tersebut jelas sama jika menyangkut pekerjaan. "lalu bagaimana menurutmu jika ada seseorang yang makin membuatmu bersemangat untuk bekerja, bukankah itu malah lebih bagus lagi Diandra?" ucap tanya Gerry saat itu sembari meneguk minuman yang ada di gelasnya sekali teguk hingga minuman itu habis dan saat itu Diandra hanya bisa menatap lekat lelaki yang ada di sampingnya dan Diandra sampai tidak menyadari jika lelaki itu sudah mengalungkan salah satu tangannya yang bebas yang tidak memegangi gelas tepat ke ujung pinggulnya dan hampir melingkari pinggang ramping Diandra saat itu. Dan Saat itu pula Diandra bisa merasakan degupan jantungnya yang kian meningkat ketika ia menatap wajah lelaki itu yang sudah nampak bersemu merah di sana karena sedikit mabuk. "Maksud Bos apa?" tanya Diandra kemudian yang baru menyadari jika saat itu ada satu tangan yang tengah mengusap lembut ujung pinggangnya membuat Diandra segera beringsut sedikit menjauh dari lelaki yang ada di sampingnya saat itu karena Diandra menyadari jika tangan tersebut adalah tangan bosnya namun entah mengapa Diandra tidak merasa jika bosnya saat itu ingin berlaku tidak baik dengannya. Diandra malah bisa merasakan jika lelaki itu memang mendekatinya karena menyukainya, bukan ingin tidur dengannya. Atau hubungan yang hanya sesaat saja. Namun ketika Gerry menyadari jika Gadis itu berusaha untuk menjauh dari dirinya Gerry hanya bisa meraih tubuh Diandra kemudian langsung menarik tubuh tersebut mendekat kembali ke arahnya hingga tubuh gadis itu merapat kembali ke arah tubuh Gerry berada, bahkan lebih dekat dari yang tadi Diandra tempati. "Akh," ucap Gadis itu yang sedikit terkejut ketika salah satu sisi tubuhnya membentur tubuh bagian depan lelaki yang ada di sampingnya saat itu dan seketika itu pula Gerry langsung menunggu sembari mendaratkan ciumannya tepat ke bibir Diandra bahkan ciuman tersebut tidak ada yang menyadarinya karena di dalam ruangan tersebut hanya minim pencahayaan dan terkesan remang-remang saja cahayanya hanya dari LCD TV yang lebar di sana seakan menjadi tembok pembatas ruangan karaoke tersebut. Hingga beberapa saat dirimu gaji ciumannya itu dan lelaki itu masih menatap wajah polos Diandra dengan kedua mata yang masih tertutup rapat di sana. "Maksud aku ini," ucap bisik lelaki itu kemudian sembari beberapa jemarinya meraih dagu Diandra kemudian mengangkatnya sedikit naik kemudian ujung ibu jarinya mengusap lembut bibir Diandra. Bahkan hanya sekedar ucapan ujung ibu jari lelaki itu saja mampu membuat deguban jantung Diandra meningkat lebih cepat dari yang tadi. Akhirnya tanpa ada yang tahu Gerry segera meraih salah satu pergelangan tangan Diandra kemudian mengajak Gadis itu beranjak berdiri dari tempatnya dan pergi meninggalkan tempat tersebut. Tidak bisa Diandra ungkiri jika ciuman dari lelaki tersebut memang iya inginkan, ciuman itu mampu mengingatkan Diandra kembali dengan bayangan lelaki yang melenguh di atas tubuhnya, bahkan dalam otak gadis itu ingin merasakan kembali kejadian dua minggu yang lalu ketika ia bergumul di atas ranjang. Dan kali itu Diandra menginginkannya bersama dengan Gery. "Apa aku sudah nggak waras sekarang? kenapa otak aku sudah nggak beres begini? kenapa aku menginginkn hal yang mustahil bagiku? akh... aku..." ucap Diandra dalam hatinya yang tertahan karena saat itu Gerry sudah menariknya dan menekannya ke dinding tembok lorong menuju ke pintu luar tempat tersebut. Dengan kedua tangannya lelaki itu sudah berhasil mengurung tubuh Diandra di kedua sisinya. Gerry terlihat rengah ngos-ngosan di sana seakan lelaki itu setelah berlari. Kemudian lelaki itu segera menundukkan wajahnya menghadap ke arah wajah Diandra. "Apa kamu bisa mendengarnya?" ucap Gerry dengan bisikannya. Lelaki itu ingin memberitahu pada Diandra jika deguban jantungnya benar-benar luar biasa berdegup dengan kencang saat itu, bahkan Gerry merasa kewalahan untuk mencoba meredakannya. "Ini semua karena kamu!" ucap Gery lagi. "Aku ingin tidur denganmu malam ini!" ucap Gerry kemudian yang lalu segera mengapit kedua sisi wajah Diandra dengan kedua tangannya yang dari tadi mengurung tubuh gadis itu. Gery mendaratkan ciumannya dan langsung menyerbu bibir Diandra saat itu dengan liar. Gadis itu pun tidak bisa menolak ciuman dari bosnya tersebut karena memang saat itu Diandra pun menginginkan hal yang sama karena menurut gadis itu kesuciannya sudah tidak penting lagi karena sudah terenggut oleh seorang lelaki yang tidak ia kenali bahkan namanya saja Diandra tidak mengetahuinya. Dan hal itulah yang paling menyakitkan bagi Diandra. "Bisakah kamu memberikan kenangan baru padaku dan menghapus kenangan pahit di masa lalu?" ucap Diandra yang bertanya pada Gerry di sela-sela ciumannya ketika ciuman keduanya itu terjeda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD