Ciuman itu mulai menggila seiring usapan jemari tangan wanita itu di tubuh Rey. Hingga kedua tangan lelaki itu tanpa terasa sudah mampu melepaskan semua benang penghalang di tubuh keduanya. Rey menggiring tubuh gadis itu ke tepian ranjang. Mendorongnya pelan ke belakang hingga tubuh itu terlentang di atas pembaringan. Tatapan nanar Rey tujukan di setiap inci kulit mukus gadis itu. Tiada lekukan se kecil apapun yang lolos dari tatapan mata lelaki itu. Rey masih berdiri tegap di tepian ranjang. Dengan kedua tangan yang tengah berkacak pinggang di kedua sisi pinggangnya. Rey masih mengamati wajah cantik di depannya saat itu. Tampak memerah dengan geliat kecil yang manja.
"Akh... sial! aku tidak tahu kenapa aku harus memilih wanita cantik ini. Kenapa harus dia?" ucap dalam hati Rey yang merasa apa yang akan ia lakukan pasti akan membekas di ingatannya kelak. Namun Rey tidak ada pilihan lain selain melakukannya. Karena Rey ingin mengganti semua kenangan dengan Calista dengan kenangan yang baru. Yang pasti memang Rey ingin kenangan itu melekat lebih kuat di ingatannya daripada kenangan bersama dengan Calista. Karena Rey tahu, kesempatannya untuk bersama dengan gadis itu sudah tidak ada. Kecuali Gery tiada.
Degupan jantung wanita itu kian menggila ketika ia merasa elusan lembut dari jemari tangan Tey mengusap kulit bagian perutnya. Lelaki itu seakan sengaja bermain-main di sana, menikmati keindahan yang tersaji di hadapannya, dan itu adalah kali pertama ia melihatnya setelah film-film biru yang ada di dalam ponselnya. Rey melihat gerakan itu seakan takjup. Geliatan manja wanita yang seakan sudah kehausan oleh sentuhan di depannya mampu membuat desiran darah Rey menderas di sana.
"Luar biasa." Satu kata yang Rey ucapkan ketika menatap belahan dengan ujung yang sudah mengeras di hadapannya. Lagi-lagi Rey hanya bisa menelan ludahnya sekali telan. Ia masih tidak menyangka akan melakukan hal itu dengan wanita lain selain Calista.
"Terserah! aku tidak peduli lagi!" ucap Rey yang kemudian langsung menundukkan tubuhnya dan merangkak naik ke atas tubuh wanita yang ada di hadapannya. Meskipun sampai detik itu juga Rey tidak mengetahui nama wanita yang akan tidur dengannya.
"Mari sayang, kita bersenang-senang," ucap Rey kemudian. Yang lalu mengambil kedua pergelangan tangan si wanita dan menekannya naik di kedua sisi wajah wanita tersebut. Rey menahannya di sana dengan kuncian tangannya. Ciuman Rey mendarat tepat di bibir si wanita. Perlahan menjalar menuruni dagunya dan berpindah menyusuri setiap inci kulit jenjang leher wanita itu. Sesekali menyesapnya hingga meninggalkan bekas yang nampak mencolok di kulit putih wanita itu. Bahkan dengan liar Rey menyapukan lidahnya merata di setiap kulit yang ada di hadapannya. Hingga lelaki itu menemukan mainan yang dengan riang Rey mainkan. Ya, ujung belahan si wanita yang sudah mengeras di bagian ujungnya. Desisan yang di sertai geliatan manja si wanita membuat Rey kian menggila dengan aksinya. Sentuhan demi sentuhan jemari tangannya seolah ingin menjelajah setiap inci di kulit tibuh mulus yang sudah pasrah dalam kuasanya. Sampai, Rey merasa ia pun sudah tidak bisa bermain-main lebih lama lagi. Dorongan kuat dari dalam dirinya mendominasi. Akhirnya Rey memutuskan untuk segera mengawali aktivitas ranjang yang sesungguhnya.
"Ugh," lenguhan yang lumayan nyaring tepat di telinga Rey bisa ia dengarkan dengan jelas. cengkeraman kasar dengan sedikit tarikan helaian rambut lelaki itu yang wanita itu lakukan ketika mencari pegangan. Mampu membuat Rey sedikit meringis menahan. Namun hanya sebatas itu. Awal ketika Rey memulai serangannya. Hingga akhirnya si wanita tersentak ketika lelaki itu berhasil melesak masuk ke dalam diri si wanita. Rey pun seakan tidak bisa mengendalikan dirinya, rasa ingin tahunya lebih besar dari segalanya. Dan rasa kehausan lebih mendominasi agar Rey terus bergerak hanyut dalam gerakan yang ia ciptakan sendiri. Bahkan saat itu Rey bisa melihat si wanita yang ada dalam kuasanya seakan meronta dan menggeliat tidak karuan di sana.
"Hya! kau siapa?" ucap si wanita di sela-sela aktivitas keduanya. Si wanita baru sadar jika ia telah melakukan kesalahan fatal saat itu.
"Sekarang semuanya tidak penting sayang. Cukup kita nikmati apa yang sudah kita sepakati dan lewati malam ini dengan bahagia." Balas Rey sembari menyambar bibir wanitanya. Melumatnya seiring irama gerakan tubuh yang ia lakukan. Membuat si wanita tidak bisa menolak perasaan mendesak yang entah sejak kapan ia inginkan. Bahkan beberapa gerakan sudah keduanya lakukan. Rey nampak bersemangat karena ia merasa terus ingin menggali bakatnya dalam adegan ranjang panas pertama kalinya. Hingga ia terus memburu si wanita tanpa memberi jeda meski ia tahu tubuh wanitanya sudah berada dalam puncaknya. Geliatan seakan tersentak wanita itu lakukan. Tanda jika ia sudah sampai pada titik inti yang tidak bisa di hindari lagi. Rey hanya memberi jeda waktu sesaat saja sampai akhirnya lelaki itu menarik tubuh si wanita agar memunggunginya. Mendekapnya erat hingga kulit punggung si wanita menempel pada tubuh bagian depan Rey. Lelaki itu memeluknya erat di sana. Menyesap aroma khas yang menguar dari tubuh si wanita. Mengulum lembut daun telinga wanita yang seakan sudah tidak bisa membuka kedua matanya. Serta menyapukan lidah di beberapa titik yang Rey rasa ingin ia jamah. Sampai akhirnya lelaki itu mampu melesak masuk kembali ke dalam diri si wanita. Pelukan erat dan lenguhan si wanita mampu membuat lelaki itu kian bersemangat dalam gerakannya. Bahkan kali itu bukan hanya lenguhan yang keluar dari bibir wanitanya. Melainkan kata-kata racau yang entah tidak bisa Rey artikan dengan jelas. Bahkan aktivitas tersebut mencapi puncaknya kembali bagi si wanita. Tapi belum untuk Rey. Keduanya ambruk ke atas pembaringan lagi. Dan rupanya si wanita tidak ingin hanya dia saja yang bisa mencapi puncak berkali-kali. Si wanita pun lalu bergerak sebelum lelaki itu yang menggerakkan tubuhnya. Hingga si wanita memaksa lelaki itu untuk terlentang di sampingnya, di atas ranjang. Kemudian si wanita berinisiatif untuk menaiki tubuh Rey, menekannya di bagian sana. Membuat Rey mendengus dan memejamkan kedua matanya seketika ketia ia merasakan dengan segera si wanita langsung melesakkan sendiri masuk ke dalam tubuhnya.
"Sayang... kau bisa nekat juga ya?" bisik Rey pada wanitanya ketika si wanita sudah menunduk manja dengan kedua siku yang tertekuk tepat di atas tubuh bagian depan Rey. Nampak jari-jemari si wanita sengaja memainkan ujung bagian sensitif Rey dengan ujung jari di sebelah kiri dan ujung lidah di sebelah kanan.
"Aku juga harus memberi, bukan hanya menerima," ucap si wanita sembari perlahan menggerakkan tubuhnya. Saat itu pula terdengar suara serak Rey yang mulai terdengar. Rey merasakan gerakan itu begitu memanjakannya. Keduanya seakan di buat terbang ke awan dan jatuh ke dasar. Terus berulang hingga Rey merasa dorongan kuat dari dalam tubuhnya yang tidak bisa ia hindari lagi. Begitu juga dengan si wanita yang juga merasakan hal yang sama. Di iringi dengan pagutan bibir keduanya hingga bibir itu sesaat saling menaut satu sama lain dan keduanya saling menyentakkan tubuh masing-masing. Rupanya keduanya sudah mencapai puncak yang sama saat itu. Hingga si wanita merasa tubuhnya lemas dan ambruk ke atas tubuh Rey dengan nyaman di sana. Keduanya pun lelap dalam tidur malam itu.