"Kamu jangan tidak waras seperti itu Rey! untuk apa kamu memintaku datang ke tempat kamu malam-malam? aku menghormatimu sebagai teman satu kantor satu divisi Apa kamu mengerti itu Rey bisa-bisanya kamu memperlakukan aku seperti tawanan kamu mengancamku seperti musuh kamu sebenarnya ada masalah apa kamu padaku hingga kamu memperlakukan aku sejahat itu apa kamu tahu Rey kamu itu sangat jahat tahu tidak?" ucap Diandra saat itu pada lelaki yang ada di hadapannya dan untuk sedetik kemudian dalam hati Diandra sudah sangat membenci lelaki itu bahkan Diandra yang dulunya menganggap jika Rey adalah lelaki dengan wajah yang paling tampan diantara semua lelaki yang ia kenal juga memiliki postur tubuh yang sangat idaman bagi semua orang yang ia kenal termasuk Gerry dan terlebih lagi Diandra telah mengabaikan Garry jika dibandingkan dengan Rey, namun saat itu juga semua itu musnah di mata Diandra, bagi Diandra saat itu Rey adalah musuh yang paling Ia ingin jauhi seperti apa yang Garry katakan.
"Aku tahu mungkin saat ini kamu membenciku tapi asal kamu tahu aku tidak membutuhkan teman apalagi teman sepertimu aku juga tidak membutuhkan orang lain. Jadi jangan sekali-kali kamu mengira jika kamu mengenalku atau kamu menjadi temanku karena jelas aku tidak mau berteman dengan wanita sepertimu. Apa kamu tahu itu? Oh ya kenapa aku nanti malam memintamu untuk datang ke tempatku karena aku ingin memberi pelajaran pada lelaki yang biasa tidur denganmu jika aku juga bisa tidur dengan wanitanya Apa aku salah jadi jika kamu berani menolakku dan tidak datang ke tempatku seperti apa yang aku katakan tadi maka bersiap-siaplah jika semua yang kamu dan juga Gary lakukan akan aku bongkar di depan teman teman satu divisi kamu itu apa kamu mengerti jadi bersiap-siaplah malam ini berdandan cantik dan memakai baju yang menggoda. Apa kamu tahu? aku akan menunggumu tepat pukul 11.00 malam nanti dan ingat jika kamu mau Gerry mengetahuinya pun juga boleh Apa kamu akan melakukannya?" ucap Rey saat itu yang tampak sangat pedas bagi Diandra dan menurut gadis itu Rey benar-benar lelaki yang harus ia benci namun Diandra tidak punya pilihan lain untuk menjawabnya bahkan Reypun tidak takut ketika Diandra akan mengadukannya pada Gerry apa yang lelaki itu lakukan padanya.
"Aku tidak tahu hati kamu terbuat dari apa Rey. Tapi aku tidak tahu kenapa kamu sampai memperlakukan aku sekejam ini apa salahku padamu?" ucap tanya Diandra ketika lelaki itu berbalik dan akan berjalan pergi meninggalkan tempatnya namun Rey tidak berbalik ataupun menjawab pertanyaan Gadis itu di sana.
"Kesalahan terbesarmu adalah membuat gadis yang aku cintai bersedih bahkan selalu menanyakan kabar tentang suaminya yang ternyata main tidak baik di belakangnya bersama denganmu jadi sebagai gantinya kamu yang akan aku lukai tubuh dan perasaan kamu tunggu saja cepat atau lambat pasti akan aku lakukan untuk membalas sakit hati Calista," ucap dalam hati Rey saat itu sembari melangkah pergi meninggalkan ruang kamar Diandra lelaki itu kemudian kembali ke kamarnya semula barulah Rey mendapat pesan masuk dari gadis yang ia cintai yaitu Calista memberi tahu padanya bahwa suaminya sudah melakukan panggilan video dengannya dan juga sudah membalas pesan masuk darinya dengan alasan jika Garry tengah sibuk dengan urusan pekerjaannya. Hal itulah yang membuat Rey tampak lega seketika dalam hati Rey saat itu sudah bertekad untuk membuat sibuk Diandra agar tidak ada waktu untuk bersama dengan Garry di manapun dan kapanpun agar Gerry memiliki waktu untuk membalas pesan ataupun menerima panggilan telepon dari Calista karena hal itulah yang membuat Rey bahagia di mana gadis yang ia cintai juga bahagia karena bagi Rey cinta itu tidak harus memiliki tetapi melihat orang yang dicintainya bahagia ia juga bisa merasakan kebahagiaannya yang sama.
"Awas kau Diandra! aku memang masih belum benar-benar yakin jika kau adalah selingkuhan Gerry, tapi dari gerak tubuhmu yang ketakutan itu, jelas aku tahu jika kalian ada hubungan! aku tidak akan melepaskanmu Diandra!" ucap lelaki itu seakan mengutuk dalam sumpah serapah yang ia tujukan untuk Diandra. Rey pikir Diandra sengaja melakukan itu meski ia tahu bahwa Gerry sudah memiliki istri, hingga membuat Rey begitu marah bahkan benci pada gadis itu. Sedangkan di tempat Diandra. Setelah kepergian Rey dari dalam ruang kamarnya, gadis itu seakan tidak bisa bernafas lega. Ia tidak bisa memberi tahu Gerry jika Rey adalah lelaki yang pernah tidur dengannya, di tambah lagi Gerry pun tampak tidak menyukai Rey, membuat Diandra tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan kedepnnya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? sudah pukul setengah sebelas malam dan aku hanya mondar mandir saja dari tadi, lalu apakah aku harus benar-benar datang ke tempat Rey malam ini? akh sial! apa yang harus aku lakukan? kalau aku tidak datang, Rey mengncam akan membongkar hubunganku dengan Gerry, tapi kalau aku datang, sudah pasti aku akan tidur dengannya malam ini!" ucap dalam hati Diandra saat itu yang tampak gelisah di sana.
"Akh sudahlah, aku akan datang tapi menolaknya jika memang niatnya ingin tidur denganku! dia kira dia siapa? bisa-bisanya mengaturku!" ucap Diandra kemudian yang lalu segera beranjak akan keluar dari dalam kamarnya. Namun baru saja Diandra tiba di depan pintu kamarnya yang masih tertutup itu, gadis itu terhenti di sana.
"Kalau dia memaksaku nanti bagaimana? apa yang harus aku lakukan? apa iya aku tidak bisa melawannya? akh sial! aku seorang wanita, walau bagaimanapun jelas aku akan kalah!" ucap Diandra dengan gerutunya.
"Semangat Diandra! kamu pasti bisa! ingat, dia akan mengatakan pada semuanya jika dia pernah tidur denganmu dan terlebih lagi kamu tengah menjalin hubungan dengan Gerry," ucap Diandra dalam hatinya. Kemudian gadis itu benar-benar membuka pintu kamarnya saat itu lalu berjalan menuju ke ruang kamar Rey di sana. Setelah sampai di depan pintu kamar Rey, tangannya terasa kaku apakah harus mengetuk atau tidak, namun setelah gadis itu pikirkan lagi, Diandra akan beranjak pergi dari depan pintu itu. Namun baru saja ia akan pergi, tiba-tiba pintu yang ada di depannya terbuka kemudian Rey keluar untuk menarik salah satu lengan tangan Diandra di sana. Dengan kasar lelaki itu menariknya.
"Bluk!" suara punggung Diandra yang membentur dinding tembok dalam kamar Rey.
"Apa yang ketinggalan hingga kamu akan kembali lagi?" ucap tanya Rey kemudian yang tampak begitu kasar.
"Bukan urusanmu!" sahut ketus Diandra kemudian.
"Kau sudah masuk ke dalam kamarku, jadi apa yang menjadi urusanmu itu adalah urusanku sekarang!" sahut Rey lagi dengan tubuh yang kian sudah mendekat ke arah Diandra.