Katherine menangis dalam diam. Bagaimana tidak? Tangannya di ikat dan mulutnya di tutup menggunakan lakban. Ayahnya benar-benar tega. Bagaimana bisa, seorang ayah berbuat se keji ini pada putrinya sendiri hanya demi uang?
“Tidak usah menangis. Saat menjadi p*****r nanti, hidupmu akan mewah. Kau hanya tinggal memuaskan pria yang membelimu kemudian mendapatkan uang. Mudah, ‘kan?”
Jack dan ke dua pria yang membawa Kathe tertawa. Sedangkan Kathe hanya bisa menangis sambil berdoa, berharap akan ada seseorang yang menolongnya. Tapi siapa?
Mobil pun berhenti di depan sebuah klub yang memang terkenal di kota itu. Pintu mobil terbuka, dan pria asing yang duduk di bangku belakang bersama Katherine, berusaha menyeret Kathe yang tak mau keluar dari mobil.
“Hiks! Mmmm—mmmmm.” Isakan Katherine
