LIMA

1126 Words
"Ssssttt... Achhh..." racau bibir sexy Ralph menahan gejolak rasa terbakar dari dalam dirinya. Belum sempat Ralph menjawab sepatah kata pun Madame Alice dengan sigap langsung memeluk tubuh Ralph kemudian dengan rakusnya mencium bibir Ralph. Ia yang sudah larut dalam bayang percintaan panasnya dengan Dominnique tadi, segera menyambut bibir wanita tua itu dengan rakus. "Dominnique... Aaachhh..." racau Ralph lagi dan lagi. Madame Alice yang mendengar racauan Ralph itu pun terus mencumbu Ralph tanpa memperdulikan siapa yang Ralph bayangkan saat itu. Wanita hyper seks itu menjilati seluruh tulang selangka Ralph sembari membuka satu persatu kancing kemeja Ralph. Ia bahkan langsung membuka kancing celana jeans Ralph setelah kemeja Ralph lepas dari tubuh atletisnya. Madame Alice yang gila seks dengan para brondong muda itu takjub melihat bentuk tubuh Ralph yang begitu indah. Ia kemudian menarik Ralph menuju pintu yang langsung menghubungkan ruang kerja dan kamar tidur Madame Alice. Sang mucikari montok nan sexy itu pun mendorong tubuh Ralph hingga jatuh terlentang di atas kasur empuk miliknya. Dengan secepat kilat Madame Alice membuka boxer hitam milik Ralph dan membuangnya ke sembarang tempat. Mata wanita itu pun terbelalak melihat pemandangan indah di depannya. Dengan sekali tarikan, ia pun menarik tali gaun yang melekat dilehernya. Maka terpampang nyata lah tubuh kedua anak manusia itu satu sama lain. Madame Alice mengambil Borgol dan sedikit menggeser tubuh Ralph ke pinggir ranjang besinya. Ia memborgol pergelangan tangan kiri dan kanan Ralph di kepala ranjang besi nya. Madame Alice hanya menyisakan kaki Ralph tanpa ikut terborgol. Tak berselang lama wanita tua itu sudah mencium dan mengulum kejantanan Ralph dengan rakus. Sedang Ralph, pun lagi-lagi hanya bisa pasrah dengan keadaan itu. "Dominniqueeeee... Ooouughh... Ini nikkkmaaattt sayaannggg..." racau Ralph terus memanggil nama Dominnique. "Teruusssskaannn... sayyanggg... Akuuuu suuukkkkaaa... Aaachhh..." Desahan demi desahan terus keluar dari mulut Ralph. Tanpa bisa ia sadari jika yang sedang melakukan blow job pada kejantanannya itu adalah seorang wanita hyper seks tingkat dewa yang seusia dengan Mommy nya. "Ooouuugghhhh... Dominnique... Aaachhh.... Aaakkuuuu hammmpiir saaammmpaiii saaayaangg..." desah Ralph yang merasakan kejantanannya sedikit lagi akan meledak. "Yeeeeaaaachhhh... Dooommm...mmiiniiquuee... Kau sungguh heebaat, Sayaang!!!" Ralph pun mencapai pelepasan pertamanya didalam mulut Madame Alice. Wanita itu menyedot seluruh cairan cinta Ralph tanpa membiarkan sedikitpun meleleh keluar. Sang Madame Alice lalu bangkit berdiri membuka sisa pakaian yang melekat ditubuhnya. Ia kemudian naik ke atas ranjang dan langsung mengarahkan selangkangannya tepat diwajah tampan lelaki itu. Ralph yang memang sudah tak sadar dibawah pengaruh obat perangsang itu segera menjilati kewanitaan Madame Alice dengan rakus. Sedang Madame Alice terus saja bergoyang sambil berjongkok menggesekan kewanitaannya. "Yessss... Baiiiibehhh... Coomee onnn.. It's so hooottt..." racau Madame Alice terus bergoyang. Desahan demi desahan pun terus keluar dari mulut Sang Madame tanpa memperdulikan apapun yang ada disekitar mereka. Wanita itu bahkan melakukan women on top dengan mengarah kejantanan Ralph ke lubang duburnya setelah puas menyuruh Ralph melakukan licking pada kewanitaannya. Sementara itu, seorang pria tua dengan geram melihat percintaan panas antara sang mantan istri dan anak asuhannya itu dari balik pintu penghubung yang berada di kantor Madame Alice. "Kau tidak pernah bisa berubah terlebih setelah aku meninggalkan mu Alice! Setelah kau mempengaruhi semua anak asuhan ku tadi, sekarang kau bercinta dengan salah satu dari mereka." gumam seseorang yang tak lain adalah Jose Matthew Sang Manager Club Football itu. "Aku tak akan membiarkan Nathalie tahu seperti apa kelakuan ibunya selama ini di Madrid. Biarkan saja, putriku tumbuh dewasa bersama Grandmanya di Portugal. Kali ini tak akan ku ikuti kehendak mu untuk melihat bahkan tinggal bersamanya." lirih Jose Matthew yang kemudian berbalik dan melangkah pergi dari ambang pintu. ⚽️⚽️⚽️ Matahari bersinar cerah secerah hati Madame Alice yang sedang meringkuk dibalik selimut tebal milik nya bersama seorang lelaki muda itu. Beberapa kali Madame Alice tersenyum membayangkan permainan panas yang terjadi di antara mereka semalam. Ia kemudian bangun dari tidurnya menuju ke dalam kamar mandi dengan wajah yang masih bersemu merah. "Ach... Pagi yang cerah, aku rasa berendam akan lebih sedikit memulih kan gairah tubuh ku kembali." gumam Madame Alice sembari tersenyum kecil. "Ehhh... Hoaammm..." suara khas lelaki baru bangun tidur sayup-sayup terdengar dari balik selimut hangat. "Oh, Morning, Honey. Kau sudah bangun? Tidur mu semalam nyenyak sekali." sapa Madame Alice pada Ralph yang masih sedikit bingung dengan sosok yang ia lihat didepan matanya. Seketika itu juga Ralph terbelalak kaget melihat pemandangan di sekitarnya. Ia ingat dan sadar betul bahwa kamar di penthouse nya tidak ada yang memiliki wallpaper pink bermotif bunga-bunga seperti sekarang ini. "Kauuuu..? Apa yang kau lakukan padaku wanita sialan?" amarah Ralph seketika itu juga meledak bagai boom atom Hiroshima dan Nagasaki. "Came on, keep calm, Dude! Apa kau tak ingat percintaan panas kita semalam, hem?" ucap Madame Alice mendekati Ralph dengan genitnya "Jauh kan tubuh mu dari ku! Jangan mendekat! Atau--" ucap Ralph terputus. "Atau apa, Ralph!" tanya Madame Alice memotong ucapan Ralph cepat. "Kau mengancam ku, hem?" kekeh Madame Alice melihat ke arah wajah Ralph. "Kau lupa dengan negosiasi kita? Kau yang menyetujuinya, bukan?" lanjut Madame Alice sambil terus mendekat ke tempat tidur. "Ohhh... s**t! Aku tak pernah menyetujui ide gila mu ini ma'am. Aku yakin kau sudah mencampur sesuatu ke dalam minuman ku semalam!" teriak Ralph sembari menjambak rambutnya dengan frustasi. Ia kemudian bangkit berdiri dengan keadaan tubuh yang masih polos tanpa menggunakan sehelai benang pun, menghadap ke arah Sang Mucikari dengan aura wajah mematikannya. "Jika begitu! Cepat berikan data yang aku perlukan itu sekarang!" teriak Ralph lagi seraya mendekati Madame Alice dengan aura yang sungguh sangat menakutkan. Madame Alice pun mundur selangkah demi selangkah. Ia benar-benar shock dengan roman wajah Ralph yang berubah garang seperti seorang monster di film-film. "Ba..baiklah, aku akan memberi kan data-data yang kau minta tapi sebaiknya sekarang kau membersihkan diri dan pakai pakaian mu itu dulu." ucap Madame Alice berusaha menenang kan sambil menunjuk pakaian Ralph yang berada di atas sofa kamarnya. Ralph pun dengan cepat memakai kembali seluruh pakaian yang semalam ia kena kan. Ia tak ingin kecolongan lagi dengan kelakuan licik Madame Alice jika harus mandi atau pun membersih kan dirinya. Madame Alice pun hanya bisa diam menelan salivanya melihat Ralph yang seperti orang ketinggalan kereta saat memakai pakaian. Wanita tua itu bahkan masih setia dengan baju handuk serta sepotong handuk putih kecil yang melekat ditubuh dan rambutnya. Tanpa menunggu Madame Alice berganti pakaian, Ralph menyeret wanita itu menuju ke ruang kerjanya melewati pintu penghubung yang berada disana. "Tunggu apa lagi, heh? Cepat berikan padaku data-data perempuan yang malam itu berada dalam bilik Crazy Fantasy mu sekarang!" bentak Ralph pada Madame Alice. Wanita paruh baya itu sebenarnya sudah mengatur siasat licik saat Ralph berada dalam kamar mandinya nanti. Ia akan menyuruh para tukang pukul untuk menghajar Ralph jika lelaki itu berani menganiaya dirinya. Akan tetapi Ralph yang dapat membaca kelicikan seorang Madame Alice, tak akan lagi tinggal diam setelah semalam ia kecolongan start hingga berakhir di ranjang panas Madame Alice.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD