bc

You Are My Reason

book_age12+
5
FOLLOW
1K
READ
billionaire
friends to lovers
pregnant
goodgirl
powerful
brave
single mother
drama
bxg
small town
like
intro-logo
Blurb

Karena dimabuk cinta membuat Hikari dan Angga melakukan hal yang tidak seharusnya di lakukan mereka tepat di hari kelulusan sekolah, lalu hadirlah bayi yang tak di harapkan Angga bahkan ia menyuruh Hikari menggugurkannya.

Hati Hikari terluka dan dengan tekad kuatnya dan hati yang hancur Hikari pergi mengurus anaknya sendiri, tepat hari di mana Hikari akan melahirkan dirinya menemukan bayi cantik yang terbuang di tempat sampah yang di penuhi para lalat dan kucing.

Melihat bayi itu membuat hati Hikari berdenyut perih lalu dengan lembut dirinya menggendong bayi itu ke dalam pelukan dan menenangkannya agar berhenti menangis kemudian Hikari berusaha merawat kedua bayi mungil yang ia sayangi di bantu oleh Rulix yang mencintainya dan selalu ada di sisinya.

Hikari tidak berniat mengganggu hidup Angga dan istrinya, tetapi mereka hadir dengan alasan ingin membawa putranya. Tentu saja gadis itu akan berjuang sekuat tenaga mempertahankan putranya, sebab Hikari tak akan membiarkan siapapun merenggut Reyganya.

chap-preview
Free preview
Kesalahan Terbesar Saya
Air mata itu turun tanpa bisa Hikari tahan lagi, baru kali ini hatinya berdenyut perih bukan lagi berdebar karena ucapannya yang terdengar manis melainkan baru kali Hikari merasa seperti dirinya di lempar ke dalam jurang yang menyakitkan untuk ia percaya dan sayangnya itulah kenyataan yang ia hadapi. "Kamu ini berbicara omong kosong macam apa, Hikari?! Kamu membual hanya demi mendapatkan hal yang kamu mau! Sudahlah baiknya kamu itu tau diri dan menjauh saja dari aku! Manusia memang kalau dibaikin suka lupa diri ya," ujar Angga santai. "Mana mungkin aku membual! Aku serius dan harusnya kamu mengakui kesalahan yang pernah kamu perbuat padaku bukan malah mengatakan hal yang menyakitkan begini, Angga! Tidak aku sangka kamu ternyata keterlaluan?!" gumam Hikari terkejut. Entah mengapa rasanya semua hal terjadi begitu menakutkan dan menghancurkan hati Hikari menjadi serpihan yang menyakitkan, tetapi di saat semuanya sudah tidak lagi tersisa Angga kembali menyuruh Hikari membunuh janin tak bersalah itu. "Keterlaluan bagaimana? Kamu pikir aku bisa membiayai hidup kalian hah! Daripada kalian hidup sengsara lebih baik kamu menggugurkan saja janin itu dan hiduplah semaumu?! Lagipula tidak ada yang tau masa lalumu jadi sebaiknya kamu pikirkan lagi masa depanmu itu dan jangan berusaha mencari aku," ucap Angga datar. Reflek Hikari menampar pemuda itu, tidak cukupkah masa depannya di hancurkan seperti ini lalu sekarang Angga malah ingin membuatnya menjadi penyebab bayinya tak bisa melihat dunia yang indah dan sayangnya kadang terlihat menakutkan. "Kamu benar-benar keterlaluan, Angga! Sudah membuatku hancur lalu sekarang apa tadi kamu bilang? Menggugurkan bayiku? Apa yang kita lakukan saja sudah salah dan bayi itu tidak salah apapun! Terus kamu mau aku menjadi alasan bayiku tiada? Sudah tidak waraskah otakmu itu, Angga?!" sahut Hikari geram. Dalam diam ia tidak percaya dengan ucapan Angga yang sekarang ini sebab dulu bibir itu selalu mengatakan akan mempertahankan dirinya walau dalam keadaan apapun lalu mengapa ia malah semudah ini mengakhiri dan menjauhi dirinya. "Rasanya sekarang Angga berubah menjadi sosok lain yang tidak aku kenal bahkan aku tak percaya bahwa ia akan mengatakan hal yang jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya?! Bukankah dulu ia berusaha mempertahankanku? Lalu kenapa ia malah semudah ini melepaskanku? Keterlaluan sekali dia," batin Hikari tak percaya. Sayangnya Angga memilih mengabaikan ucapan Hikari dan ia juga memperingatkan Hikari untuk jangan menganggu dirinya lagi sebab mereka bukan lagi sepasang kekasih jadi sebaiknya Hikari jangan menampakan wajahnya lagi. "Mempertanyakan hal tak berguna tak akan merubah kenyataan bahwa hubungan kita sudah berakhir, Hikari! Sudahlah pokoknya aku tidak mau mendengar kabar anak itu sebab dia bukan anakku dan kamu tidak berhak menganggu aku lagi jadi mulai detik ini urus saja dirimu sendiri itu," ujar Angga datar. Mata Hikari terlihat melebar dan belum sempat ia menyahuti ucapan menyakitkan dari Angga, pemuda itu malah pergi begitu saja meninggalkan Hikari seorang diri lalu tanpa sadar air matanya tak bisa ia tahan meluap seolah-olah mengobati hatinya. Kepergian Angga benar-benar menghancurkan Hikari hingga gadis itu memandang jalanan dengan tatapan kosong, ia mungkin masih bisa melahirkan bayi tak bersalah ini hanya saja ia baru lulus sekolah menengah jadi ia membutuhkan biaya untuk bertahan hidup. "Dia pergi setelah menyakitiku dengan ucapannya? Lalu aku harus pergi ke mana sekarang? Aku tinggal di rumah Angga sebagai asistennya dan mendapat tempat tinggal sementara! Kalau dia bilang seperti ini aku harus mencari biaya hidup di mana? Bagaimana cara aku dan bayiku bertahan hidup?" gumam Hikari sendu. Rasanya ia sudah tak tau harus mulai darimana lagi sedangkan Rulix yang belum melihat Hikari dari pagi membuat pemuda itu mempercepat langkahnya karena ia khawatir jika gadis itu dalam bahaya. "Hikari ke mana sih? Masa daritadi gak bisa gue temuin? Jangan bilang itu anak lupa kalau ngurus berkas-berkas ya? Masa ia dia kasikan pacaran aja? Gak biasanya Hikari begini? Dia beneran gak apa-apa kan ya? Aduh dia pergi ke mana sebenarnya sih dia? Perasaan gue gak tenang begini dah," gumam Rulix khawatir. Di tengah-tengah perasaan Rulix yang campur aduk dari kejauhan ia melihat Hikari berjalan dengan tatapan kosong seperti ada hal yang membuatnya bersedih begini lalu tanpa berlama-lama lagi Rulix berlari ke arah Hikari dan berusaha menyadarkan gadis yang melamun itu. "Loh? Itu bukannya Hikari ya? Astagfirullah! Dia ngapain jalan dengan tatapan kayak sedih begitu? Kenapa dia bisa-bisanya berjalan sambil melamun begitu? Apakah ada hal yang membuatnya sedih? Hikari! Kamu baik-baik saja? Bagaimana bisa kamu jadi melamun begini? Hm? Ada masalah apa?" ujar Rulix serius. Sementara Hikari yang mendengar suara yang sangat akrab di telinganya membuat gadis itu sontak memeluk Rulix dan ia menangis seolah-olah gadis itu lebih dari sekedar hancur bahkan kini Hikari tidak tau harus pergi ke mana lagi. "Aku tidak baik-baik saja, Rulix! Aku lebih dari hancur dan hatiku rasanya sakit sekali! Entah aku harus pergi ke mana lagi sekarang? Semua pergi dengan mudah seolah-olah aku tidaklah berharga untuk siapapun! Apa salahku? Aku hamil karena Angga lalu kenapa ia menyuruhku menggugurkan bayi tak bersalah ini," ucap Hikari sendu. Dalam diam Rulix menahan amarahnya ketika mendengar gadis yang ia cintai sudah di hancurkan kini ia di campakkan seperti ini, tetapi Rulix mengerti jika saat ini yang lebih penting adalah menenangkan Hikari yang benar-benar sedih karena pemuda itu. "Dari awal rasanya aku mencurigai kebaikan Angga!! Benar saja jadi akhirnya malah begini! Kalau saja tadi aku mengetahui Hikari di rendahkan sampai seperti itu sudah aku lempar dia ke lautan sekalian! Tidak bisa dibiarkan, tetapi Hikari lebih butuh untuk di tenangkan dulu! Keterlaluan sekali pemuda itu?!" batin Rulix geram. "Seharusnya aku lebih bisa menjaga diriku dan aku ingin menebus kesalahan yang sudah aku perbuat dengan membesarkan bayi tak bersalah ini jadi mau tidak mau aku harus mencari tempat tinggal baru dan menata hidupku lagi," tutur Hikari terisak. "Tentu saja itu keputusanmu dan aku akan mendukung apapun keinginanmu, Hikari jadi mulai sekarang serahkan kesulitanmu padaku ya? Sudah sekarang jangan sedih begini! Berhenti menangisnya ya? Ada aku di sini jadi tegarlah ya," ucap Rulix lembut. Satu hal yang Rulix mengerti sekarang adalah Hikari terpukul dan gadis itu tak boleh di biarkan sendiri terlebih ia tak punya tempat tinggal karena ia hanya menumpang di kamar berukuran kecil di rumah Angga sebab Hikari hanya anak yatim piatu yang bersekolah dari hasil menjadi asisten rumah tangga di rumah Angga. "Pria itu keterlaluan menghancurkan orang tak bersalah seperti Hikari?! Kalau begini ia akan tinggal dimana? Selama ini mungkin kebaikan Angga hanya topeng untuk membuat Hikari sedih begini ya? Kalau begitu Hikari tak boleh dibiarkan sendiri dan ia harus segera mendapat tempat berlindung lagi! Kasihan dia," batin Rulix khawatir. Sementara Hikari yang mendengar ucapan sahabat terbaiknya tanpa sadar hanya bisa menangisi hidupnya yang terasa malang dan tak banyak hal yang bisa Hikari lakukan setelah sumber kekuatannya melalui hidup ini telah pergi. "Satu-satunya tempat aku pulang telah menyuruhku tak perlu lagi menemuinya! Lalu sekarang aku harus memulai darimana? Semuanya terasa telah hancur dalam satu waktu dan tak banyak yang bisa aku lakukan sekarang? Aku harus bagaimana mulai sekarang ya," lirih Hikari sendu. Nada sedih yang terucap dari Hikari semakin membuat Rulix mengepalkan tangan pemuda itu kuat-kuat karena selama ini ia tak pernah ingin melihat Hikari bersedih dan ada pemuda lain yang ia percaya tak hanya membuat Hikari sedih melainkan ia benar-benar mematahkan hati seseorang yang ia cintai. Jika saja Rulix tak ingat dengan Hikari yang lebih membutuhkan ketenangan saat ini sudah pasti ia akan mencari Angga dan membuat pemuda itu merasakan sesedih apa perasaan Hikari karena ulahnya, semakin Rulix menatap ekspresi ini rasanya ada perasaan sakit dan sedih yang sulit ia pahami.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
203.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.5K
bc

My Secret Little Wife

read
115.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook