When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Gabby!!!," lirih Sean dengan paniknya sambil membawa tubuh Gabby pada pangkuannya, sebelumnya Sean tidak pernah memanggil nama Gabby dengan panggilan nama yang tepat, ini pertama kalinya Sean memanggil Gabby dengan sebutan nama. Sean mengelap sisa keringat Gabby dengan menggunakan tangannya sendiri tanpa merasa jijik. Sean menggendong tubuh Gabby dan membawanya masuk ke dalam kamar dengan terburu-buru, serta hati yang tidak tenang. Sean meletakkan tubuh Gabby di atas ranjang sambil memegang tangan Gabby, di elusnya tangan Gabby dengan penuh kelembutan menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya merogoh ponsel dan meminta Fatur untuk segera membawa dokter pribadinya ke rumah secepatnya. Sean menyelimuti seluruh tubuh Gabby dan hanya menyisakan wajah saja yang dapat dilihat, bukan