"Tidak Nek, Gabby mohon Nek, Gabby tidak mau di jodohkan, hiks hiks!," pecah tangis Gaby saat Feli sang nenek memaksa cucu satu-satunya dijodohkan dengan cucu sahabat nya.
"Tidak bisa Gabby, kamu tidak bisa menolaknya!," ucap Feli dengan suara datarnya, Feli tetap pada pendirian nya, menjodohkan Gabby dengan cucu sahabatnya, bahkan Feli tak segan menutup pendengarannya agar tidak mendengar tangisan Gaby sang cucu, sehingga membuat hatinya goyah karena merasa tidak tega. Feli berlalu meninggalkan Gabby yang masih sesenggukan di ruang tamu dengan posisi terduduk di lantai.
"Kenapa Nek?, Kenapa Nenek tega menghancurkan masa depan Gaby dengan menjodohkan Gabby pada orang yang tidak Gabby kenal….?! Kenapa Nek?, Huhuhuhu….!, Gabby masih ingin menikmati masa remaja Gabby Nek, Gabby belum siap untuk menikah!." Gabby meraung di ruang tamu melampiaskan kekecewaan nya terhadap orang yang teramat Gabby cintai karena memang hanya Feli keluarga satu-satunya yang Gabby miliki, tidak ada satu orangpun yang mendekat atau mencoba untuk menenangkan hati Gabby yang sedang terpuruk, tidak ada satu orangpun yang mengulurkan tangannya agar Gabby tidak merasa sendirian. Semua pergi menjauh, bahkan sahabat yang teramat sangat Gaby andalkan pergi karena mengikuti perintah Feli.
"Aku benci kalian semua…!." teriak Gabby sekuat-kuatnya, lalu Gaby berdiri dan keluar dari rumah tanpa berpamitan pada Feli atau sekedar memberi tahu para pekerja di rumahnya. Feli yang mengetahui Gabby meninggal kan rumah, segera menghubungi seseorang agar menjaga Gabby dari gangguan siapapun dengan jarak yang jauh. Gabby terus melangkahkan kakinya menyusuri jalan tanpa arah tujuan.
"Mami, papi, kenapa kalian meninggalkan ku disini?, Kenapa kalian tidak membawaku juga?. Mami, Gabby pikir, setelah kehadiran aku di dunia ini mami akan begitu senang, tapi kenapa mami pergi menyusul papi karena hanya kehadiran aku?, Kenapa….?!." teriak Gabby lagi yang merasa dirinya begitu putus asa. Gabby bahkan menyalahkan kehadiran dirinya di dunia ini. Gabby terus melangkah terus menyusuri jalan, padahal hari sudah petang, tapi Gabby tidak ada niatan untuk berbalik arah kembali ke rumah, Gabby terus melangkah dengan pipi serta mata yang masih terus dibasahi oleh air mata. Saat Gaby meraba saku Hoodie nya untuk mencari ponselnya tiba-tiba,
Grap…..
"Mau kemana Nona cantik?," tanya salah satu preman dengan langsung memegang tangan kiri Gabby.
"Mau apa kalian?," tanya Gabby sambil berusaha melepaskan tangan preman itu yang sedang mencekal pergelangan tangannya dengan panik.
"Tenang Nona cantik, kita berdua tidak akan melukai tubuh cantikmu, kita hanya ingin mengajakmu untuk bersenang-senang, ya gak Bro?!," ucap salah satu kedua preman itu dengan meminta persetujuan dari temannya, dengan cepat teman preman itu mengangguk mengiyakan.
"Lepas, kalo sampai kalian macam-macam, aku bakal teriak, lepaskan." Ucap Gabby seraya mengancam preman itu, kedua preman itu hanya tertawa meremehkan ancaman Gabby.
"Hahaha, teriak aja sekencang mungkin Nona cantik, ini tempat yang sangat sepi, mau kamu teriak sekencang apapun, tidak akan yang mendengarkan teriakan kamu, daripada Nona cantik capek-capek teriak minta tolong, lebih baik Nona cantik berteriak menikmati permainan kita." Ucap lagi salah satu preman yang masih memegang pergelangan tangan Gabby.
"Tidak, lepas, tolong, tolong, siapapun tolong aku….!," teriak Gabby minta tolong dengan suara nyaringnya. Kedua preman itu terus menarik tangan Gabby dengan paksa, Gabby terus berteriak menangis meminta pertolongan. Benar apa yang dikatakan kedua preman itu, tempat yang dilalui Gabby hingga bertemu dengan kedua preman itu adalah tempat yang sangat sepi, jauh dari perumahan dan jauh dari para pengendara yang akan melewati jalan itu. Namun, karena Gabby menyusuri jalan itu tanpa tujuan hingga sampai ke jalan itu membuat Gabby sangat menyesal karena tidak terlalu memperhatikan jalan. Sebenarnya tujuan Gabby mencari ponselnya untuk menghubungi sahabat nya agar menjemputnya, niat Gabby malam ini ingin menginap di rumah sahabatnya atau di tempat manapun asal tidak di rumahnya, Gaby masih belum menerima perjodohan itu dan ingin menghindar untuk beberapa waktu dari rumah. Namun siapa sangka, jika niat hatinya yang tak ingin bermalam di rumah justru harus menerima nasib buruk dengan bertumpu kedua preman jahat itu. Gabby masih tidak mempercayai dengan nasib yang menimpa nya, pergi dari rumah ingin menenangkan pikiran nya tapi justru malah mendapat Malapetaka, entah apakah ini yang namanya kena kualat dari neneknya karena membantah permintaan neneknya, atau memang nasib nya memang sudah bernasib buruk. Rasanya Gabby ingin tenggelam saja di lautan yang begitu dalam hingga tidak bisa untuk kembali ke daratan, agar semua penderitaan yang iya rasakan tidak lagi bisa dirasakan, dalam hati Gabby, Gabby merasa hidupnya tidak adil karena merasa hanya dirinya yang bernasib buruk.
Gabby terus di tarik dan di bawa ke semak-semak yang jauh dari jalan raya di mana saat Gabby bertemu dengan preman yang membawanya ke tempat yang penuh rerumputan.
"Aku mohon lepaskan aku, hiks hiks…!" pinta Gabby dengan suara parau nya yang penuh dengan permohonan.
"Layani dulu kita berdua, baru aku lepaskan Nona cantik, kamu tidak perlu takut Nona cantik, permainan kita sangat bisa dinikmati, kamu menangis, memohon minta dilepaskan karena kamu belum tau saja rasanya, sudah diem jangan berisik!." Ucap pria itu sambil mendorong tubuh lemas Gaby karena terlalu banyak berontak dan terlalu berjalan jauh.
"Tidak….!, Tidak, aku mohon jangan lakukan itu, lebih baik kalian bunuh saja aku dan melempar ku ke sungai itu." teriak Gabby dengan paniknya sambil menunjuk ke arah sungai itu dengan telunjuk nya yang masih gemetaran.
"Aku bisa saja melempar mu kesana Nona cantik, tapi seperti yang aku katakan barusan, SETELAH KITA BERSENANG-SENANG ." ucap salah satu preman itu dengan menekan kata setelah kita bersenang-senang dengan nada berbisik tepat di telinga Gabby membuat Gabby bergidik ngeri. Kedua preman itu memulai aksinya dengan memaksa menarik Hoodie Gabby, Gabby sekuat tenaga menahan Hoodie itu agar tidak terlepas dari tubuhnya. Salah satu preman itu yang melihat temannya kesusahan dalam membuka pakaian Gabby berusaha membantunya dengan berusaha mencekal tangan Gabby. Gabby tetap berusaha mencegah kedua preman itu yang ingin menelanjangi nya. Namun, karena Gaby hanya seorang perempuan yang lemah, akhirnya kedua preman itu berhasil melepaskan Hoodie itu dari tubuh Gabby. Gabby berusaha menjauh dengan menutupi tubuh atasnya yang hanya tertutup oleh tank topnya saja. Gabby mundur beberapa langkah untuk menjauhi kedua preman itu, dengan cepat salah satu preman itu menangkap Gabby yang ingin melarikan diri.
"Mau kemana cantik, hmm?," tanya preman yang berhasil mencekal lengan Gabby membuat Gabby kembali menangis dengan gemetar yang begitu hebat, kedua preman itu mulai kembali menarik rok sepaha Gabby dengan paksa. Ketiga orang itu terus saling melawan sampai keinginan nya berhasil, saat preman itu mulai berhasil menarik rok pendek Gabby tiba-tiba
Bruk…….