“Selingkuh MATAMU!” Wiwin langsung meradang, napasnya memburu, mengiringi api amarah yang seketika membakar tubuhnya hingga darahnya seolah dididihkan.
Seperti yang sebelumnya sempat Wiwin khawatirkan, kedatangan Dimas yang menurut desas-desus tetangga sibuk mencari Arunika dan sampai memantau rumah ibu Ningsih dari kejauhan selama satu minggu terakhir, memang untuk membawa Arunika kembali menjadi bagian dari neraka kehidupan Dimas sekeluarga.
Wiwin menggeleng berat, merasa tak habis pikir pada Dimas yang masih ia tatap tajam. Bisa-bisanya ada orang seperti Dimas yang ibaratnya maling, tapi malah meneriaki korbannya maling? Namun tunggu sebentar, bukankah pepatah mengatakan, buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya? Dan bukankah orang tua Dimas saja sudah memiliki watak yang mengerika
