"Ciuman tadi bukan simbol perpisahan kan, Bhoo?" "Bukan." "Kamu ikut menikmati kan, Bhoo?" Jelas. "Iya." "Bukan karena kamu takut kesepian kan, Bhoo?" Apa maksudnya? "Aku kamu terima, bukan cuma demi ngisi harimu yang kosong kan, Bhoo?" Ya ampun, kenapa setelah manis jadi tragedi begini! Aku nggak suka dalam situasi ini. Beneran. Rasanya kayak mati perlahan. Disiksa karena nggak dapat oksigen yang sehat. Daripada sibuk mikirin jawaban Ongka, mendingan aku rewind kejadian tadi, sebelum adegan sofa. Gimana manisnya Ongka waktu bukain pintu mobil, megang jemariku sambil jalan ke dalam kontrakan. Kunci pintu. Dia duduk di sofanya kayak biasa, aku ke dapur buat ngambil minum. Dia nyengir, nerima gelas yang kukasih. Saling diam beberapa waktu buat habisin minum, terus Ongka malah ketawa