12

1161 Words

Luna membelalakkan matanya, ia berteriak, "Siala–" Kevin tau kalau Luna akan berteriak langsung menempelkan bibirnya tepat dibibir Luna. Mungkin ini yang dinamakan rejeki nomplok, rejeki bagi Kevin, tapi musibah untuk Luna. Luna terdiam, ia mematung. Saat Kevin sudah melepaskan bibirnya dari bibir Luna, Luna masih terdiam. "Mbak, lo baik-baik aja 'kan?" panggil Kevin. Tapi yang dipanggil masih diam mematung. "Mbak udah pergi sikunti itu, Mbak... Mbak... sadar Mbak." Kevin menggoyang-goyangkan tubuh Luna. "I–iya, ki–ta pergi sekarang," ujar Luna yang masih bingung dengan keadaannya. "Mbak, gue mau balik dulu yaa. Tadi gue pergi sama teman gue Mbak. Nomor ponsel lo berapa Mbak nanti gue tagih janji lo ke gue." "Nomor gue 081234567890." "Ok gue save ya Mbak." "Iya." "Bubye Mbak.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD