Bastian berbalik dan menoleh. Ia mendekat ke arah Jayanti, "Jangan berpikir yang tidak tidak." Jayanti memasang muka kesal, "Kamu jangan macam macam Bas! Kamu tahu betapa penting citra baik dalam industri ini!" "Peranku sebagai istrimu tidak bisa kamu sepelekan!" Jayanti mengancamnya. "Apa pandangan orang kalau tahu kamu tukang mabuk dan main wanita? Kamu mau aku bicara hal itu pada media?" Jayanti bicara keras. Bastian mencoba merayu Jayanti agar istrinya itu tidak bertindak gegabah, "Jangan khawatirkan apapun. Kamu istriku. Itu priviledge yang tidak dimiliki orang lain! Aku tidak berniat menggantikanmu dengan yang lain." Jayanti mulai terenyuh, "Ah sudah! Aku pokoknya sudah memperingatkanmu! Jangan berani macam macam!" Bastian mengecup bibir istrinya dan mengelus punggung hingga