9. Gone

898 Words
Afrain duduk dengan serius menampilkan mimik wajah yang sangat tegang. Saat ini dia sedang menandatangani surat resign-nya Bunga. Afrain memilih membiarkan Bunga pergi darinya untuk menghentikan kegilaan yang akan dia lakukan jika terus dekat dengan Bunga. Entah lah ! Rasa ingin memiliki Bunga sangat besar dalam dirinya. Dia tidak tahu alasannya selain kata dia jatuh cinta. Tapi Afrain sudah cukup normal setelah melihat sendiri Bunga begitu takut padanya. Seolah dia monster yang harus di jauhi. Pintu ruangannya terbuka memperlihatkan Alfa dan Azka yang memasang wajah heran melihat Afrain. "Kalian sedang apa disini? Aku sedang tidak ingin menerima tamu." Afrain beralih fokus pada dokumen lainnya yang harus dia tanda tangani. "Kau sedang patah hati hem?" tanya Azka membuat masam wajah Afrain. "Jangan bertanya lagi Az, sudah jelas jika dia ditolak malam itu." "Sial ! Apa kalian kesini ingin mengejek ku?" Afrain ingin pergi namun ditahan oleh Alfa. "Wanita itu, aku bertemu dengannya pagi ini di bandara. Aku rasa dia akan pergi." Afrain menatap Alfa tak percaya. "Kurasa dia ingin menghindarimu." Azka menambahi, langkah Afrain yang tadinya ingin keluar tidak jadi dia lakukan. Afrain memilih duduk di sofa ruangannya sambil memicit pelipisnya yang terasa sakit. "Kenapa bisa aku menyukainya !?" Rutuk Afrain tidak mengerti dengan perasaannya. "Menyakitkan bukan?" Azka menimpali. Dia tahu betul rasa yang sedang di alami oleh Afrain. Karena dia pernah mengalaminya. "Apa kau tidak ingin tahu kemana wanita itu pergi?" Alfa kembali memfokuskan pembicaraan ke Bunga. Wanita yang mampu mencuri hati seorang Afrain. "Biarkan saja dia pergi. Aku tidak ingin berurusan dengannya lagi. Kau tahu aku hampir memperkosanya karena melihat dia dengan pria lain." Azka dan Alfa terdiam, mereka benar-benar akan menyebut Afrain gila sekarang. "Kau gila !" Umpat Azka. "Mencuri hati seorang wanita tidak harus dengan hal romantis yang kau paksakan itu. Cukup kau pahami dia dan selalu ada untuknya." Alfa menepuk bahu Afrain. "Bagaimana aku tidak gila. Dia terlihat sangat nyaman dengan pria lain, sementara dia selalu menghindariku. Dan apa kau bilang ? Selalu ada untuknya !? Dia saja tidak ingin aku berada dalam jarak radius yang dekat dengannya." "Kau tidak mencoba menyelidikinya ?" "Sudah ! Sudah dua hari dan orang ku akan mengirim kabar besok." "Kau tidak ingin mengejar wanita itu?" Afrain terdiam dan menarik napas lelah, dia mengingat wajah Bunga yang menangis akibat ulahnya dan Afrain tidak bisa melihat Bunga seperti itu lagi. "No ! Akan lebih baik dia jauh dariku. Mungkin suasana hatiku akan membaik seperti dulu." Azka dan Alfa saling pandang dan mereka menaikkan bahu. "Baiklah kami akan pergi. Jika kau butuh teman silahkan hubungi kami oke !" Afrain mendengus. Dia menutup kedua matanya dan berbaring di sofa itu setelah kedua sepupunya itu pergi. Dia merasa sangat lelah. Jika semalam dia benar-benar memperkosa Bunga, apa yang akan terjadi padanya hari ini ? Apa mereka akan menikah ? Atau dia mendekam di penjara ? Afrain mengumpat memikirkan Bunga...Bunga..dan Bunga... ***** Di satu tempat, Bunga sedang menyusun semua barang-barang yang dia bawa untuk pindah ke tempat barunya. Dia memang sengaja meninggalkan London agar bisa hidup nyaman tanpa gangguan Afrain lagi. Dan tebak dia pergi kemana ? Oh tenang saja, dia masih berada di Inggris. Hanya saja tidak lagi di London. Dia pindah ke utara Inggris, dimana sebuah kota kecil yang menjadi destinasinya kali ini. Kota itu adalah York atau juga disebut North YorkShire Image Bunga siap pindah karena dia akan memulai suatu kehidupan baru. Yaps... Bunga membeli sebuah rumah kecil nan manis dengan uang tabungan miliknya. Dia akan memulai usaha kecilnya disana. Semua sudah dia perhitungkan, ditambah dengan uang pinjaman dari Sandra membuatnya bisa menata hidup lebih baik. Dan Bunga akan memulainya dengan menata rumah barunya. Sungguh sangat terasa nyaman sekali. Udara dingin dan lembab kota York membuat Bunga harus memiliki kayu bakar ekstra. Bunga juga sudah mengatur tata letak dapurnya. Setelah beberapa minggu disana, Bunga mulai merasa memerlukan makan nasi, dia benar-benar tidak bisa semangat jika tidak memakan nasi. Dan Bunga meminta Sandra mengirimkan paket makanan khsusus orang Asia khususnya makanan Indonesia dari London. Karena Bunga tidak menemukan toko bahan makanan Indonesia selama dia tinggal di York. Atau dia belum menemukan toko itu. Bunga sangat bersemangat membuka paketnya dan langsung memasak beras serta tempe untuk dia eksekusi. Suara ponselnya yang bergetar membuat Bunga terpaksa meletakkan kembali tempe itu. My Sandra calling... "Ya hallo....," "Hallo loe udah nerima paketnya ?" " Sudah. Ini gue mau masak tempe goreng tepung dan makan pakai nasi panas juga bon cabe. Makasih ya Sand, gue gak tahu harus apa tanpa loe." "Iya...iya..loe hati-hati ya disana. Ntar klo lakik bule gue libur gue main ke tempat loe." "Iya beres. Gue buka pintu lebar-lebar buat loe dan lakik loe." Mereka tertawa bersama. "Eh...loe jadi buka toko kue nya ?" "Jadi dong. Mau makan apa gue klo gak kerja. Malam ini gue mulai buat kue-kue dan coklat yang mau gue jual, sama papan nama toko juga udah gue pesan sih." "Loe gak cari orang kerja ?" "Gak dulu deh. Masih awal ini, gue mau hemat-hemat dulu." "Yaudah...sering-sering telpon gue ya. Eh hampir lupa semalam gue ketemu Pak Afrain dan dia ngasih surat resign loe juga sama uang gaji loe sih katanya. Halo...halo... Bunga !" Bunga sudah mematikan telponnya saat dia mendengar nama Afrain. Dia tidak perduli lagi, dia mau hidup tenang ! Dan Afrain adalah masalah yang harus dia jauhkan. Pria kaya, sok ganteng, dan tidak punya sopan santun. Bunga yang lapar semakin lapar mengingat pria bernama Afrain itu. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD