“Aku harus beristirahat. Kalian bermainlah!” “Terimakasih, Max!” Hannah berlari menyusul Sherlyn. Namun tak lama kemudian, Hannah berbalik dan menuju ke tempat Max. “Kenapa kau kembali?” tanya Max. Cup Sebuah kecupan singkat mendarat dengan singkat pada pipi Max. “Thank you, Max!” Pria vampir itu mematung di bawah pohon. Ia merasakan ada sesuatu yang berbeda saat bibir Hannah menyentuh permukaan kulit wajahnya. Rasa yang cukup lembab, lembut dan ... kehangatan khas milik manusia. Ia mulai menyadari jika aroma hawa murni dari tubuh Hannah memang begitu memikat untuk vampir seperti dirinya. Perlahan, warna biru itu memudar dari iris matanya. Sedikit demi sedikit rona kehijauan mulai mengitari selaput pelangi pada mata milik vampir itu. "Aw! Tidak! Apa yang kupikirkan?" Max seger
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books