Hari sudah semakin sore. Bukannya pulang,aku malah mendudukkan tubuhku di pinggir pantai. Memeluk kedua lutut ditemani Alga disampingku. Suara ombak sangat jelas terdengar,membuat pikiranku yang tadinya sibuk kesana kemari terpusat memandangnya. Memandang air yang menyentuh pasir lalu pergi tanpa kembali. Siklus yang terjadi sudah lama sekali. Untuk laptop dan kamera yang tadi kami bawa,sengaja ku titipkan pada Lia,pegawai yang ada di warung sana,yang selalu senang setiap kali aku menyebutkan Namanya. “Aku benar-benar seneng loh,Mba.” Serunya setiap kali aku selesai menyebutkan Namanya. “Aku membuat Aydira meninggalkan Faxsel.” Ujarku memecahkan keheningan,Alga yang sejak memandangku kini mengalihkan pandangannya kearah depan. “Kenapa begitu,Nin? Bukannya amau sampai kapanpun Aydira t