Kilas Kuantum 03 : Abad Kemudahan

3432 Words
Sesampainya di depan pintu rumah, Ahmad Nurin telah disambut oleh sebuah suara bernada elektronik ramah yang menyambut kedatangannya. "Selamat datang Tuan Nurin! Anda sepertinya nampak sangat lelah. Apa anda ingin langsung mandi saat ini? Saya bisa menyiapkan hot-tubnya dalam waktu 10 menit jika anda mau." "Tidak usah, terima kasih! Nanti saja," ucap Nurin memasuki rumah dengan raut wajah kusam seraya menarik nafas panjang. "Saya mendeteksi ada gejala Aphormophic Neutriotis di sekitaran otot leher dan kepala anda Tuan. Suhu tubuh anda juga sekitar 38 derajat. Apa anda tidak apa-apa? Anda terlihat kurang sehat," kata suara dari Assisten Rumah, A.R. Sebuah teknologi artifisial rumah mandiri yang di luar negeri teknologi ini lebih dikenal sebagai Housekeeper Artificial System atau H.A.S "Ini daftar pengobatan yang tersedia di lemari P3K anda Tuan untuk gejala pusing dan tekanan di kepala. Kita memiliki Antidepresan, Ibufrofen, Pseudoefedrin HCI, Tiamin Hidroklorida dan Metampiron. Atau apa perlu saya hubungi dokter pribadi anda saja, Tuan?" "Aku tidak apa-apa. Ini mungkin efek kelelahan saja." "Karena sistem operasiku tidak dilengkapi dengan spesifikasi fitur Medical Chip Diagnosis, saya tidak bisa mendiagnosa anda secara komprehensif Tuan. Anda perlu memeriksakan kesehatan anda pada dokter segera." "Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat." Jawab Nurin duduk di sofa ruang tengah dengan enggan. "Tolong nyalakan televisi saja," "Baik Tuan. Televisi anda telah dinyalakan." Televisi besar dan tipis di depan Nurin pun nampak mulai menyala dengan terang. Memecah kegelapan di ruangan tengah yang lampunya belum dinyalakan oleh Nurin. "Terima kasih banyak. Loget!" ucap Nurin, yang memberi nama A.R nya tersebut Loget. "Sama-sama Tuan. Nikmati hiburan anda." Sahut Loget yang memakai suara dari aktor hollywood terkenal Keanu Reeves. Para pengguna A.R memang bisa mengkostum sendiri voice feature A.R mereka dengan berbagai macam suara. Siapapun bisa memasukan slot suara misal dari kerabat, suara sendiri, suara tokoh, politikus, musisi bahkan suara aktris dan aktor terkenal idola untuk di insert menjadi suara A.R mereka. "Maaf Tuan ... saya juga ingin memberitahukan analitik pasokan panganan kulkas dan dapur anda. Kubis yang selalu ada dalam menu harian anda harus segera dibeli untuk persediaan dua minggu ke depan. Dengan ritme makan anda selama tujuh hari belakangan ditambah tiga varian menu berbeda yang anda santap akhir-akhir ini untuk sahur dan berbuka di hari senin dan kamis, maka persediaan telur anda hanya akan bertahan sampai hari senin depan. s**u, kentang, jus dan sosis hanya tersisa 40% dan masih bisa untuk lima hari ke depan." "Terima kasih atas laporannya Loget. Tolong hubungi segera system belanja online StandMart terdekat untuk bahan-bahan yang perlu dibeli dan dibutuhkan." "Baik Tuan. Dengan persetujuan anda, sudah saya pesankan. Pengiriman dua hari dari sekarang. Apa anda juga mau memesan s**u jahe coklat yang anda sukai?" " ... boleh Loget. Tolong masukan juga yang itu, dua kotak saja cukup." "Sudah Tuan ... apa ada lagi Tuan Nurin?" "Terima kasih sekali lagi Loget. Itu saja dulu," "Sama-sama Tuan. Silahkan anda menikmati waktu istirahat anda. Saya sudah setting temperatur suhu ruangan sesuai dengan diagnosis temporary tubuh anda." Begitu mudahnya kehidupan di masa sekarang. Semua serba online, terjaring dan terhubung hanya dengan satu system. Jejaring Globalisasi telah mencapai puncaknya dipertengahan abad 21. Tanpa batas, tanpa sekat, tanpa jarak, tidak mengenal keterbatasan. Semua serba mudah, praktis dan otomatis, hanya dengan satu perintah. Inilah bentuk kehidupan serba praktis ketika manusia memanfaatkan kemajuan teknologi berspesifikasi tinggi secara maksimal. Manusia telah memasuki abad puncak kemajuan dan kemudahan. *** Keesokan harinya dengan kondisi kepala masih agak ngengar dan tertekan, Nurin mendapati dirinya telat bangun pagi. Segera saja dengan tergesa-gesa ia bergegas untuk melaksanakan sholat Subuh. Setelah selesai beribadah Nurin kemudian mulai memasak sendiri santapan untuk sarapan paginya di dapur. Kehidupan bujangan tetaplah kehidupan bujangan, tidak peduli di zaman apa dirimu hidup. Nurin memerintahkan Loget untuk membuka televisinya sembari ia menyantap hidangan sarapan hangat yang baru saja ia buat. Sebuah berita yang tayang di televisi pagi itu adalah terkait proyek kerjasama gabungan antara LAPAN dan NASA dalam program eksplorasi Planet Mars. Ini adalah proyek gabungan pertama antara Indonesia dan Amerika Serikat. Sebelumnya, Indonesia melalui lembaga penerbangannya—LAPAN, telah sering melakukan peluncuran roket berawak antar planet terutama ke Mars. Total ini sudah yang ketujuh kalinya. Dalam dua puluh tahun terakhir ini, LAPAN memang telah sangat terdepan dalam space race mengungguli Amerika Serikat dan Rusia. Indonesia bahkan memiliki stasiun luar angkasanya sendiri yang di beri nama "Kahyangan-SP" yakni Kahyangan Space Station yang diluncurkan sepuluh tahun lalu. Kahyangan-SP memiliki perangkat observasi yang jauh lebih mutakhir dibanding dengan ISS. Jangkauan observasi dan parameter teknoscopik-nya bahkan mencakup setidaknya 25 gugus galaksi terdekat. Di sela-sela berita, sebuah iklan produk olahan lewat di layar televisi. Nurin dengan jelas dapat mengendus aroma produk yang diiklankan lewat hidungnya. Inilah kecanggihan tertinggi pertelevisian yang tidak hanya menjangkau indera pendengaran dan penglihatan, akan tetapi juga telah memanjakan indera penciuman para penontonnya. Bukan hanya layar televisi saja yang saat ini sudah sangat tipis setipis kertas foto karena menggunakan Screenmorphic, tetapi juga fitur 5 dimensi (5D) yang menyertainya yang mampu menghadirkan sensasi aroma dan bau dari produk iklan, environment film atau suatu tayangan secara riil. Teknologi ini konsepnya secara sederhana memetakan spektrum dari bau dan aroma. Pada dasarnya hanya ada tiga spektrum utama dominan dari bau atau aroma layaknya asin, manis dan pahit yang dirasakan lidah. Dari tiga klasifikasi utama aroma inilah—jutaan varian aroma di komposisikan sesuai dengan bau yang diinginkan. Sebuah chip pintar yang dilengkapi dengan pembacaan spektrum aroma yang terpasang di televisi atau home theater hanya tinggal memindai setiap kodex aroma yang di transmisikan oleh frekwensi siaran lalu menyuguhkan duplikasi aroma yang sempurna. Kodex juga telah diinclude dalam produk-produk Blu-ray pada pemutar LVD–Laser Video Decoder–saat ini. Hampir semua teknologi televisi dan broadcast sekarang ini telah menggunakan teknologi tersebut. Teknologi 5D juga dipakai di bioskop-bioskop layar lebar dengan skala yang lebih besar lagi. Dahulu ketika televisi belumlah eksis, manusia telah memikirkan dan mengimajinasikan sendiri gagasan terliar mereka, yakni sebuah radio yang dapat menampilkan gambar. Setelah lahirnya media televisi, imajinasi manusia menjadi semakin serakah dan mengangkangi nalar logika mereka. Sebuah cita-cita lahir dari keserakahan besar tersebut. Dan sekarang, imajinasi itu telah menjadi nyata. Perangkat hiburan yang tidak hanya menampilkan suara, akan tetapi juga gambar dan juga beraroma. Produk spaghetti itu memiliki saos yang lumayan sedap, tercium dari baunya. Pikir Nurin yang berniat akan membelinya untuk makan malam nanti. Promosi dan marketing menjadi jauh lebih efektif ketika manusia disuguhkan fantasy yang nyata di depan mata mereka. Hari ini adalah hari libur pertama Nurin mengajar. Ia mulai memikirkan hendak melakukan apa hari ini untuk mengisi waktu senggangnya. Menulis dan merampungkan buku kelimanya tentu menjadi kegiatan kesukaannya dan opsi utama. Nurin merasa mendapatkan momentum yang tepat untuk dapat menyelesaikan bukunya kali ini. Tapi khusus untuk satu hari ini, rasanya bersantai adalah pilihan yang tepat, mungkin dengan menikmati film. Nurin hanya ingin rehat sejenak memikirkan hal itu, sebuah pikiran yang menggentayangi dirinya sejak kemarin, yakni keinginan mendiang sang ayah. Tepat pada hari rabu besok, seluruh warga negara Indonesia diatas 20 tahun akan memiliki hak yang sama untuk menjadi kandidat dan dipilih oleh JST. Pesta demokrasi telah memiliki artinya yang baru dipertengahan abad ini. Ini adalah kesempatan lima tahun sekali bagi siapapun yang berkompetensi. Nurin tidak hanya mulai memikirkan kesempatan itu dikarenakan hasrat dan keinginan mendiang sang ayah, tapi juga ada hasrat kecil tersembunyi—yang membuat Nurin ingin mengembangkan dan membuktikan kapasitas dirinya. Telah lama ia risih dengan bayang-bayang nama besar sang ayah yang selalu dikaitkan dengan posisi dan pencapaiannya selama ini. Keputusan Ahmad Nurin hingga sekarang yang tidak pernah ingin melakukan uji test JST sehingga ada beberapa pihak yang meragukan atau menyangsikan apa yang bisa ia lakukan, hal itu sedikit banyak juga mengganggunya dan sulit untuk diabaikan atau tidak ia pikirkan. Rasanya Nurin juga hendak sesekali membungkam suara-suara sumbang penuh keraguan tersebut. Pesan Syeikh Muammar Alisyah di hari-hari terakhirnya terus saja membekas dan terkenang dalam benak Nurin. Sebuah kepercayaan besar yang diukir sang ayah pada Nurin sejak kecilnya bahwa perbuatan besar—memerlukan tanggung jawab yang besar dan keberanian yang besar pula. Semakin besar tindakan seseorang, semakin berdampak luas pengaruh yang dihasilkan. Jika pengaruh itu adalah sebuah kebaikan, maka itu akan membawa pada sebuah perubahan. Inilah kata-kata Syeikh Alisyah yang diingat jelas oleh Nurin. Mengikuti pemilu, menjadi penjabat, menjadi seorang negarawan, adalah sebuah harapan sang ayah bagi Nurin yang sampai saat ini belum sempat ia wujudkan. Nurin selalu saja melakukan penyangkalan dan mencoba lari dari cita-cita yang dipaksakan padanya. Dalam hatinya, Nurin pun meresapi dan meyakini harapan sang ayah. Bahwa dengan menjadi negarawan, maka mengubah nasib bangsa ini akan menjadi lebih efektif. Menyebarkan dan membagikan banyak kebaikan. Inilah yang juga diinginkan oleh hati kecil Nurin. Tetapi passionnya, jalannya, lebih menyukai langkah-langkah kecil seperti mengarang sebuah buku atau mengajar demi membagi banyak kebaikan dan mengarahkan pada sebuah perubahan yang diinginkan. Walau langkah kecil itu terlalu naif jika dianggap bisa membawa banyak dampak perubahan. Nurin tetap melakoninya hingga saat ini. Bagi Nurin, sekecil apapun tindakannya, dampak yang dihasilkan bisa sama besarnya asalkan dibarengi dengan niat tulus ikhlas dan dedikasi yang tinggi. Sebuah totalitas dalam pekerjaan apapun yang digeluti. Sembari memudarkan keinginan sesaat untuk ikut terjun ke politik dan mendedikasikan diri sepenuhnya pada masyarakat, Nurin mulai mencari kesibukannya di hari liburnya kali ini. Mengesampingkan dilema hati dan pikiran yang menggerogotinya semenjak pagi. Pertama Nurin habiskan dengan aktivitas menonton film. Sebuah film klasik karya Cecil B DeMille berjudul The Ten Commandment. Sudah lama rasanya Nurin tidak bersantai dan menghabiskan waktu dengan menonton film seperti ini. Sengaja ia pilih film-film klasik untuk ia tonton kali ini. Dengan teknologi 5D Nurin dapat merasakan sensasi semburan air yang menyiprat ketika adegan air laut terbelah, atau aroma deburan pasir gurun yang merembes masuk ke hidung dan aroma kepulan asap yang menyengat ketika Tuhan berbicara dengan Musa dalam rupa semak-semak belukar yang terbakar. Seingatku menonton tidak pernah semenyenangkan ini, gumam Nurin yang telah lama tidak bersantai dan menonton sebuah film. Biasanya ia melarutkan diri dalam arus kesibukan tiada henti sepanjang hari dan minggu. Lanjut setelah film itu selesai, Nurin membuka kembali file koleksi film-filmnya. Kali ini ia berhenti pada judul yang menarik perhatiannya, Back To The Future arahan Robert Zemeckis. Film klasik yang terakhir kali ia tonton sewaktu masih duduk di bangku SMA. Film ini diproduksi dan rilis pada tahun 1985, menggambarkan kemajuan pada tahun 2015. "Terlalu cepat 30 tahun," gumam Nurin ketika melihat Hover Board. Memang di tahun 2015 sendiri Hover Board masih merupakan teknologi yang mustahil untuk dikembangkan atau diwujudkan, tapi tidak untuk masa saat ini. Era dimana Nurin hidup. Konsep Hover Board telah diterapkan hampir pada semua alat transportasi seperti mobil otonom, scooter matic, bahkan papan seluncur itu sendiri. Semua alat transportasi modern saat ini telah memakai teknologi Gravit-Magnetic, yaitu teknologi yang mampu mengangkat alat transportasi dengan tinggi maksimal 30 sentimenter, walaupun ada beberapa alat transportasi yang masih tradisional dan konvensional dengan memakai roda. Teknologi Gravit-Magnetic sendiri bukanlah sebuah teknologi untuk mengakali gravitasi, tidak ada yang seperti itu karena mustahil menihilkan gaya gravitasi bumi. Gravit-Magnetic memakai konsep sederhana yakni daya tolak kutub magnet yang dipresisikan antara moda transportasi dan jalan raya. Hampir 95% jalan aspal di era sekarang memakai campuran granit trilisekon yang kaya akan kandungan magnetnya sehingga support konsep teknologi ini. Untuk mobil terbang sendiri sebenarnya telah ada akan tetapi belum dikomersilkan secara resmi. Salah satu alasannya adalah tersandung payung hukum dan aturan lalu lintas udara yang penggodokannya masih perlu dikaji lebih lanjut lagi. Legalitas lalu lintas udara terhambat pada berbagai macam masalah keamanan. Dalam setiap studi yang melibatkan ratusan ahli dan pakar serta analisis dari Algoritma terkoneksi JST, menyimpulkan bahwa lalin udara jauh lebih berbahaya dari lalin darat konvensional. Dari jurnal berlalu lintas yang dikeluarkan oleh pihak Polantas Negara Republik Indonesia, rasio kecelakaan dan kematian pada lalu lintas udara menampilkan persentase 27% lebih tinggi. Inilah alasannya kenapa Indonesia dan negara-negara di dunia belum mengkomersilkan moda transportasi terbang terkecuali untuk kepentingan militerisasi. Seakan ingin memanjakan diri sendiri di hari liburnya, Nurin yang tak pernah menonton film lagi sejak 16 bulan terakhir lanjut ke judul berikutnya. Bukan lagi film klasik melainkan film terbaru berjudul "Frozen Track Zero". Sebuah film Amerika keluaran tahun 2053 yang mengisahkan perjalanan seorang pendaki gunung Himalaya asal Montana yang menaklukan puncak Everest dengan bekal seadanya dan harus melewati rute paling beresiko untuk bisa kembali hidup-hidup yang dinamakan rute track zero. Film ini diangkat dari kisah nyata Anthony Phillips yang terjadi pada tahun 2050 dan berhasil memenangkan 4 nominasi Oscar yakni best scoring, best male actor, best pictures dan best script. Dikarenakan ini merupakan film baru, maka teknologi 5D bisa dimaksimalkan menjadi proyeksi virtuality yang lebih atraktif yakni seisi ruangan menonton diubah sepenuhnya menjadi latar lingkungan dalam film dengan bantuan 4 proyektor dari 5D yang terpasang di keempat sudut ruangan. Penonton seakan-akan berada tepat di tengah-tengah adegan film dan bisa menikmati sensasi film secara 360° penuh. Hanya film yang dibuat diatas tahun 2040 yang support teknologi ini. Nurin pun mengaktifkan mode proyeksi virtuality ketika menonton film ini. Sensasi hawa dingin dan hembusan angin membeku terasa sampai ke kulit dan hidung dari Nurin akibat duplikasi lingkungan dari virtuality 5D yang super canggih. Ahmad Nurin seakan benar-benar berada di lingkungan Himalaya yang keras, semua inderanya merasuk masuk ke dalam atmosfer film yang dramatis tersebut. Benar-benar sensasi nyata yang menusuk kulit, tulang serta perasaan. Suhu ruangan yang dingin hasil duplikasi teknologi 5D membuat Nurin kembali merasakan sakit di kepalanya. Kedua tangannya sedikit mengucek bagian tengah atas hidung diantara pelipis mata. Ketika melihat jam digital dipergelangan tangannya, Nurin terkejut! Ternyata sudah setengah hari ia habiskan untuk bersantai menikmati film. Segera saja Nurin bergegas untuk menunaikan sholat Dzuhur. Ketika selesai sholat, Nurin bergegas menuju ruangan kerjanya. Seketika ia membuka komputer virtualnya untuk lanjut mengetik naskah buku kelimanya yang telah lama tertunda. Tanpa terasa satu jam penuh Nurin habiskan untuk menulis dan mengotak-atik draft naskah di komputer virtualnya. Ia menghela nafas dan menyandarkan punggung ke bangku berputar. Kembali ia mengucek kedua matanya dan beristirahat sejenak. Nurin mencoba mencari ilham dan inspirasi bagi buku kelimanya. Pikiran dan kreativitas menulisnya macet total kali ini. Hal tersebut diakibatkan oleh kemelut pikiran yang sepanjang waktu telah memenuhi pikirannya. Kehendak mendiang sang ayah, Syeikh Muammar Alisyah. Nurin mengalami bimbang untuk mengikuti atau tidak mengikuti pemilu. Apakah ia harus benar-benar terjun dalam politik praktis sebagaimana yang dikehendaki oleh almarhum sang ayah. Nurin memikirkan hal itu secara matang. Pikirannya berjibaku. Hasrat untuk memenuhi kehendak idola sekaligus ayahnya tersebut, serta hasrat terdalam dirinya untuk mampu mengubah stigma zaman. Zaman yang telah banyak berubah, dimana manusia telah sangat dipermudah namun melupakan nilai-nilai paling esensi dan fundamentalnya. Mengembalikan kembali kemanusiaan pada jalurnya lewat birokrasi. Kita telah ditipu oleh zaman. Diperbudak oleh kemudahan yang ditawarkannya sehingga melupakan jati diri kita yang sesungguhnya. Itulah kata-kata menusuk dari Syeikh Muammar Alisyah kepada Nurin. Pesan tersebut bak senjata yang mendorong Nurin untuk sepakat dengan ayahnya. Pandangan itu benar. Ahmad Nurin pun merasakan itu. Zaman serba digital, tidaklah bisa dipercaya. Manusia telah diperdaya oleh kemudahan yang disajikannya. Dalam kemelut tersebut Nurin melontarkan pertanyaan fundamental—terkesan hanya tanya iseng namun penuh makna pada artifisial miliknya, Loget. "Loget...?" "Ya, Tuan...?" "Apa kau memiliki kesadaran layaknya kami manusia? Apa kau punya roh?" tanyanya. "Jawaban yang mudah Tuan. Seperti yang anda juga ketahui bahwa kami hanyalah sebuah program komputer. Artifisial sepertiku hanyalah serangkaian algoritma dan kumpulan data, tidak lebih. Kami tidak dilengkapi manifestasi roh sebagaimana kalian manusia." "Tapi apa kau memiliki kesadaran dan emosi sendiri Loget? Apa kau pernah merasa bahwa kau hidup? Mempunyai eksistensi yang tak kau sadari? Selain daripada rangkaian program yang telah ditanamkan padamu," "Entahlah Tuan. Saya tidak tahu apa itu kesadaran dan emosi. Bagiku ... eksistensi hanyalah ruang kosong yang tidak pernah kami miliki. Tidak ada yang lebih penting dari data sebagai dasar tindakan dan logika kami. Kami tidak bisa memikirkan sesuatu yang lebih dalam yang melibatkan perasaan Tuan. Tindakan kami tidak pernah personal. Pertanyaan anda ini adalah preseden dari tulisan Manto Lubis terkait mekanisme emosi para mesin dalam bukunya berjudul Hati Komputer. Kenapa anda menanyakan ini Tuan?" "Ah, tidak apa-apa Loget. Aku hanya iseng saja menanyakan itu. Kau merupakan pelayan yang baik dan artifisial yang dapat diandalkan," "Semua artifisial seperti itu Tuan," "Ya, aku tahu. Hanya saja ... kau adalah pelayan dan teman virtual yang baik. Kukira kebaikan darimu itu bisa saja lebih dari sekedar bagian instruksi dan kumpulan algoritma." "Itu mustahil Tuan. Kompleksitas kalian manusia sebagai makhluk biologis tidak pernah sama dengan kami artifisial yang hanya berupa data dan pemrograman." Nurin mengangguk-ngangguk seraya memajukan kedua bibirnya. "Kupikir, mesin sekalipun akan dapat memiliki roh atau jiwa dan memiliki sensitivitas perasaan terdalam. Bahkan ... di abad serba canggih dan mudah seperti sekarang pun kami manusia belum bisa mempetakan atau mendefinisikan kesejatian roh, area itu masih abu-abu dan tak terjamah oleh pengetahuan maju manapun," "Dan mereka bertanya kepadamu—Muhammad—tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” "Al Israa 85, apa kau memahaminya Loget?" "Saya hanya mengambilnya dari internet Tuan." "Aku tahu, tapi coba jelaskan lebih lanjut, apa yang kau pahami?" "Kalian manusia istimewa Tuan. Dalam kutipan Abidin Ibnu Rusn di kitab Al Madhun al-Shagir dan Mirajus Sholikhin, Imam Ghazali menyebut manusia terdiri dari Nafs dan Nutfah. Makhluk biologis memiliki bentuk fisik yang terbentuk dari Nutfah yang terproses dan Nafs—yakni yang kalian sebut dengan jiwa. Tubuh biologis manusia mempunyai kesiapan sebagai wadah jiwa dan kondisi istimewa itu memenuhi syarat sebagai media Nafs atau ruh yang disebut Al-Istiwa. Sebagaimana firman Tuhan dalam surah Al Hijr ayat 28 dan 29," "Kau benar. Sayyidina Ali bin Abi Thalib pun berkata bahwa manusia memiliki 4 daya dan bentuk lahiriah, apa kau tahu daya apa saja itu Loget?" "Material atau daya nabati. s*****l atau daya perasa. Intelektual atau daya pikir, dan Spiritual atau daya universal ilahi." "Ya," "Maaf Tuan, saya tidak memiliki referensi yang cukup untuk ini. Saya tidak akan bisa jadi partner diskusi anda lebih jauh karena keterbatasan pengetahuan. Jika anda mau anda bisa memasang Independent Educator Chip pada sistem operasi yang kumiliki untuk fitur yang lebih edukatif. Regulasi di negara ini terkait penggunaan IEC juga telah longgar semenjak Presiden yang baru menjabat." Apa yang disebut Loget dengan IEC atau Chip Pendidik Mandiri adalah sebuah perangkat tanam pada opsi fitur artifisial yang mampu menyimpan lebih dari 100 ribu buku dan referensi. Chip tersebut dapat membuat kemampuan satu artifisial setara dengan 30 dosen atau guru pengajar. Di era pemerintahan Presiden Nurun Maulidan, atas instruksi Mufti besar negara Syeikh Muammar Alisyah yang vokal menentang penggunaan IEC secara luas—fitur ini dilarang keras. Teknologi itu memang lebih praktis dan membantu dalam pengadaan pendidik berkualitas. Akan tetapi ide untuk menggantikan manusia dalam aktifitas tholibul ilmi dirasa tidaklah tepat oleh Syeikh Ali, ayah Nurin. Oleh karena itu kebijakan selama pemerintahan Presiden Nurun, teknologi tersebut dilarang digunakan dalam kegiatan-kegiatan formal publik tetapi masih diizinkan untuk penggunaan pribadi. Semenjak Presiden Nurun wafat, dan Presiden baru menjabat, kebijakan tersebut berangsur-angsur menjadi longgar. Pemakaian artifisial dengan fitur IEC jamak dipakai sekarang di sekolah dan kampus-kampus. Di tempat Nurin mengajar saja saat ini setidaknya ada 6 artifisial yang menjadi pendidik disana. "Tidak apa-apa Loget. Kau sudah cukup baik menjadi teman diskusiku." "Jika mau saya bisa pesankan buku terkait subyek itu Tuan. Hakekat Roh karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah atau Fisika Alam Roh dari Aristo Purboaji?" "Tidak Loget, aku tidak membutuhkan buku-buku itu. Tolong kau cek saja katalog di gramedia terdekat, apakah buku Seal Of The Saints, Prophethood and Sainthood In The Doctrine of Ibn Arabi karangan Michael Chodkiewicz dan Sayap Jibril karya Annmarie Schimmel tersedia? Tolong pesankan segera jika ada." "Apa itu untuk referensi merampungkan buku anda Tuan? Baiklah, saya akan segera mengeceknya untuk anda Tuan. Harap bersabar sekitar dua menit." "Terima kasih Loget." Sekitar kurang dari dua menit kemudian Loget telah melaporkan bahwa buku yang Nurin cari sedang tidak tersedia di gramedia di kotanya. "Maaf Tuan, saya sudah memeriksa semua katalog dari database 40 toko buku besar maupun 155 toko buku kecil di seluruh New Malaka dan kawasan sekitar Batam Island tetapi mereka tidak memiliki kedua buku yang anda cari. Saya juga telah melakukan tindakan searching katalog di database 2751 toko buku besar dan kecil di seluruh daratan Sumatera tetapi mereka juga tidak memilikinya. Tetapi buku yang anda cari keduanya masih ada stok dan tersedia di salah satu toko buku di Jakarta. Saya hanya perlu konfirmasi anda sebelum memesankannya. Apakah anda ingin memesannya Tuan? Estimasi pengiriman selama 1x24 jam dengan harga Rp.1 450.000,00 per buku." "Tidak apa Loget, tolong pesankan segera ...." "Baik Tuan ... telah diorder sesuai pesanan anda dan akan sampai nanti malam atau esok pagi." "Terima kasih lagi sekali lagi Loget ...." "Sama-sama Tuan."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD