Airyn terdiam bagai mayat hidup. Matanya yang terlihat indah hari kemarin kini kembali redup seolah tak memiliki semangat hidup lagi. Sepanjang perjalanan Airyn hanya terdiam dengan air matanya yang tak berhenti berlinang. Kenapa harus secepat ini, ke dua orang tuanya meninggalkannya sendirian? Tanpa pesan atau salam perpisahan terakhir yang mungkin bisa memberinya sedikit penopang duka. Arvyn memilih diam. Berbicara atau menghibur Airyn sekarang, tak akan ada gunanya. Airyn, bukan lagi Airyn yang bersamanya beberapa menit yang lalu. Wanita itu kembali pada jurang di mana dia terpuruk dan merasa sendirian. Laju mobilnya, Arvyn percepat. Dia harus segera sampai, agar Airyn bisa bertemu dengan orang tuanya secepatnya. Beberapa jam kemudian. Laju mobil Arvyn memasuki halaman rumah ya