Sirna

881 Words
Quel tiba di tepi sungai sesuai apa yang dikatakan parel. Dia menatap aliran sungai yang jernih. "jika aku ditemukan disini, itu artinya aku terbawa arus dan sepertinya aku harus mengikuti kemana hulu sungai." ucap Quel pelan. Lalu matanya menatap keujung sungai itu. Quel bergegas melangkah menyusuri tepi sungai untuk sampai ke hulu sungai. " Tak ada jurang disini..berarti aku harus terus ke hulu." Quel menatap sekitar hanya menemukan hamparan rumput yang luas. lalu ia kembali melangkah menyusuri sungai dan melewati bebatuan dan jalan yang menanjak. Tak lama kemudian Quel telah sampai disebuah bukit yang datar. Matanya menatap sekitar lalu tengadah pada sebuah jurang yang sangat tinggi, air terjun yang jatuh tepat dihulu sungai dimana quel berdiri. Hari yang mulai gelap menyulitkan pandangan, batu yang terjal dan licin membuat Quel berjalan sangat hati hati. "Aku pasti terjatuh disini, aku tidak mungkin salah jika petunjuk yang diberikan parel itu benar, aku harus mencari jasad putraku disini," ucap Quel dalam hati dan melangkah pelan pelan, menyibak rumput dan benda benda yang menghalangi pandangan. Setengah jam berlalu, tapi Quel tidak menemukan jejak atau petunjuk apapun, ia menjadi kesal dan harapannya kembali sirna. Wanita itu erduduk diatas tanah dan menangis mengingat semua kejadian yang telah menimpanya. "Alex, aku tidak akan pernah memaafkanmu." "Kau kemana nak? mengapa semua ini terjadi padaku..apa salahku?" Quel menangis tersedu sedu, menangkup kedua lututnya. Dia bertahan sampai sekarang karena putranya, dia yakin kalau putranya masih hidup, tapi kini harapannya sirna,hidupnya tak berarti apa apa lagi, itu yang ada difikiran quel. Aaaahhhhhkkkk!!! Quel tengadah dan menjerit sekerasnya.Harapan satu satunya kini sudah hilang.quel merasa putus asa dan tak ada alasan untuk dia tetap hidup.Quel bangun dan melangkah turun ke dalam sungai.semakin quel ke tengah semakin dalam hingga seukuran paha.Quel bermaksud mengakhiri hidupnya dengan terjun ke bawah aliran sungai yang curam.Nampak batu besar berjajar tak beraturan dibawahnya.Quel memejamkan mata dan mulai menghempaskan tubuhnya ke bawah.Namun sebelum tubuh quel terjun bebas kebawah.Seseorang menubruknya hingga terjatuh kedalam sungai. " Lepaskan aku! quel meronta melepaskan pelukan seseorang.Namun quel tak dapat melihat wajahnya karena sama sama jatuh kedalam sungai.Namun orang itu tidak membalas kata kata quel.Dia menyeret tubuh quel untuk menepi. "Siapa kau! quel menatap pria yang memeluknya. " Mengapa kau ingin mati?". tanya pria itu menatap quel.dan melepaskan pelukannya. "Bukan urusanmu! seru quel beringsut menjauh dari pria yang duduk disampingnya,rambut dan pakaiannya basah sama seperti quel. " Memang bukan urusanku,tapi ada cara yang lebih baik untuk kau mati". pria itu menatap quel. "Apa maksudmu?". quel membenarkan rambut di wajahnya. " Kalau kau terjun dari atas sana,belum tentu kau mati,bagaimana kalau kau hanya cacat tapi hidup?Apa tidak tambah menderita?Nih..aku berikan racun mematikan,kau tinggal menenggaknya lalu kau akan tertidur untuk selamanya". ucap pria itu merogoh sakunya dan mengeluarkan botol berukuran kecil.lalu menyodorkannya pada quel. Sesaat quel diam dan menatap botol yang ada ditangan pria itu. "benarkah?". quel meraih botol itu dari tangannya. " Ya" jawab pria itu menatap kalung liontin yang ada dileher wanita itu. "Apa kau frustasi karena pacarmu? atau kau sedang mencari sesuatu? pria itu menatap dalam kalung liontin milik quel. " Bukan urusanmu! quel membuka botol itu dan meminumnya.sesaat quel terdiam coba untuk merasakan apa yang dikatakan pria itu.namun beberapa detik kemudian quel masih baik baik saja. "Hahahahah..kau ini lucu,bagaimana mungkin aku menyuruhmu mati,sementara aku menyelamatkanmu disana". pria itu tertawa lalu bangun dan melangkah meninggalkan quel. " Hei tunggu! apa maksudmu mempermainkan aku! teriak quel lantang dan mengejar pria itu dan menarik lengannya.sehingga tubuh pria itu mundur berbalik badan dan menubruk tubuh quel. "Jika kematian adalah jalan satu satunya buatmu,lakukan..aku tidak akan mencegahmu lagi.Baru segitu saja sudah menyerah,cengeng ! pria itu menjulurkan lidahnya pada quel,lalu melangkah meninggalkan quel naik ke atas bukit. " Hei kau ! tunggu aku! quel berlari mengejar pria itu.Dia melupakan niatnya untuk mengakhiri hidupnya.Namun mengejar pria itu sampai pada sebuah rumah mewah. "Kenapa kau mengikutiku? pria itu berhenti dan menoleh ke arah quel yang kelelahan mengejarnya. " Aku..aku tidak tahu..". jawabnya polos dengan nafas yang tersengal sengal. "Pulang sana,hari sudah malam,nanti ayah ibumu mencarimu". ucap pria itu meninggalkannya dan masuk kedalam rumahnya.Pria itu sengaja membuka pintunya karena dia tahu bahwa wanita itu akan mengejarnya fikir pria itu. " Kau..aku bilang jangan tinggalkan aku..! seru quel kesal menatap pria itu yang sedang menuangkan air teh kedalam cangkir. "Ayo duduklah! pria itu mendekati quel dan menarik lengannya untuk duduk di kursi. " kau tinggal dengan siapa?". tanya quel menatap seluruh isi rumah yang terbuat dari kayu.Tapi tetlihat mewah. "Aku tinggal berdua dengan adikku". jawab pria itu menyodorkan teh pada quel. " Siapa namamu?". tanya quel. "Dominic". jawabnya lalu menarik sebuah kursi memperhatikan wajah quel dan kalung itu. " Quel lexandria". quel menyebutkan namanya tanpa diminta dominic. "nama yang indah". ucap dominic. Namanya mirip dengan nama yang diberikan pada bayi yang ditemukannya.apa ini suatu kebetulan atau dia ibunya?Kalung itu sama persis yang ada dalam gambaran penglihatan dominic dulu. " Kenapa kau melamun? tanya quel meletakkan cangkir di atas meja. "Tidak". jawabnya. " Aku harus pulang sebelum tengah malam". quel berdiri dan menatap pria itu. "Apa kau tidak menginap saja?tanya dominic tersenyum. Quel membulatkan matanya,lalu melangkah pergi meninggalkan dominic.Dominic terdiam membiarkan quel. " Siapa wanita itu sebenarnya..".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD